JENEWA, KOMPAS.com — Jumlah korban tewas akibat wabah influenza A-H1N1 di seluruh dunia terus meningkat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam data terbarunya, Jumat (8/1/2010), mencatat sedikitnya 12.799 orang telah tewas di seluruh dunia.
Dari jumlah itu, 6.880 di antaranya terjadi di Amerika, sedangkan 2.554 dilaporkan berasal dari Eropa.
Empat wilayah WHO lainnya, yakni Pasifik Barat, Asia Tenggara, Laut Tengah Timur, dan Afrika, dilaporkan masing-masing 1.361, 1.165, 708, dan 131 korban tewas akibat flu babi itu.
Perhitungan WHO tentang korban tewas secara global itu berdasarkan laporan jumlah terbaru. Namun, laporan itu belum pernah diuji apakah keseluruhannya meninggal dengan kasus influenza.
Virus flu A-H1N1 pertama kali dikenali di Meksiko pada April tahun lalu, dan WHO mengumumkan sebagai wabah influenza baru pada Juni. Sejauh ini, virus tersebut telah menyebabkan infeksi di lebih dari 208 negara.
Sementara aktivitas wabah melewati puncaknya di banyak negara di belahan bumi utara, tercatat di Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa Barat, penularan virus flu H1N1 masih tinggi di banyak negara lainnya.
"Daerah yang paling aktif dalam penularan wabah influenza saat ini adalah di beberapa bagian tengah, timur dan tenggara Eropa, Afrika Utara dan Asia Selatan," kata WHO.
Dirjen WHO Dr Margaret Chan pekan lalu memperingatkan bahwa wabah H1N1 belum lenyap dan dunia perlu melanjutkan pemantauan evolusi penyakit ini dalam beberapa bulan mendatang.
Dari jumlah itu, 6.880 di antaranya terjadi di Amerika, sedangkan 2.554 dilaporkan berasal dari Eropa.
Empat wilayah WHO lainnya, yakni Pasifik Barat, Asia Tenggara, Laut Tengah Timur, dan Afrika, dilaporkan masing-masing 1.361, 1.165, 708, dan 131 korban tewas akibat flu babi itu.
Perhitungan WHO tentang korban tewas secara global itu berdasarkan laporan jumlah terbaru. Namun, laporan itu belum pernah diuji apakah keseluruhannya meninggal dengan kasus influenza.
Virus flu A-H1N1 pertama kali dikenali di Meksiko pada April tahun lalu, dan WHO mengumumkan sebagai wabah influenza baru pada Juni. Sejauh ini, virus tersebut telah menyebabkan infeksi di lebih dari 208 negara.
Sementara aktivitas wabah melewati puncaknya di banyak negara di belahan bumi utara, tercatat di Amerika Serikat, Kanada, dan beberapa negara Eropa Barat, penularan virus flu H1N1 masih tinggi di banyak negara lainnya.
"Daerah yang paling aktif dalam penularan wabah influenza saat ini adalah di beberapa bagian tengah, timur dan tenggara Eropa, Afrika Utara dan Asia Selatan," kata WHO.
Dirjen WHO Dr Margaret Chan pekan lalu memperingatkan bahwa wabah H1N1 belum lenyap dan dunia perlu melanjutkan pemantauan evolusi penyakit ini dalam beberapa bulan mendatang.