Flu babi H1N1 telah menewaskan sekitar 3.900 warga Amerika Serikat dari April hingga Oktober, termasuk lebih dari 500 anak, beberapa pejabat kesehatan AS mengatakan, Kamis (12/11).
Data yang lebih baik dari data sebelumnya yang bisa didapat menunjukkan wabah flu itu telah menulari sekitar 22 juta orang AS dan memasukkan 98.000 orang ke rumah sakit, kata Pusat untuk Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS.
Anak-anak menerangkan 8 juta dari mereka yang tertular, 36.000 dari mereka yang diopnam dan 540 mereka yang tewas.
"Kami pikir jumlah 540 itu adalah perkiraan yang lebih baik untuk gambaran besar yang kami dapatkan di sana," ujar Dr Anne Schuchat dari CDC pada wartawan.
Sekitar 82 anak AS meninggal dalam rata-rata musim flu. CDC menyatakan, H1N1 telah menimbulkan musim flu terburuk di AS sejak 1997, ketika ukuran-ukuran sekarang ini dimulai.
"Apa yang kami saksikan pada 2009 tak pernah terjadi sebelumnya," kata Schuchat.
CDC menyatakan, para dokter perlu merawat kasus-kasus berat secara cepat dengan obat antiviral seperti Tamiflu, yang dibuat oleh Roche AG (ROG.VX), Relenza, yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK.L) atau untuk kasus berat yang diopnam khususnya, yang dibuat oleh RioCryst.
Schuchat menekankan wabah itu tidak memburuk tapi menyebutkan bahwa pihaknya memerlukan waktu untuk mengumpulkan data dalam kasus dan kematian karena flu. Hitungan yang dikeluarkan, Kamis, bukanlah hitungan kematian yang sebenarnya tapi hitungan berdasar pada data terperinci dari sepuluh negara bagian.
Perkiraan CDC sebelunya mengenai kematian akibat flu babi di AS adalah 1.200 orang. Dalam rata-rata musim flu, sekitar 36.000 orang AS meninggal dan 200.000 orang masuk rumah sakit dengan 90 persen di antara mereka yang meninggal dan yang diopnam berusia di atas 65 tahun.
Dengan H1N1, 90 persen dari mereka yang tertular dan sakit serius adalah orang dewasa yang lebih muda dan anak-anak.
Schuchat mengatakan, wabah itu mungkin akan terus melewati musim dingin dan awal musim semi. "Kami menghadapi musim flu yang panjang di hadapan kami," tegasnya.
Sebagian besar kasus flu yang dikonfirmasi adalah H1N1 dan sekitar 30 persen dari orang yang datang ke kantor dokter dan diuji benar-benar karena influensa menjadi mengidap flu, karena telah menghadapi beberapa infeksi lainnya.
Data yang lebih baik dari data sebelumnya yang bisa didapat menunjukkan wabah flu itu telah menulari sekitar 22 juta orang AS dan memasukkan 98.000 orang ke rumah sakit, kata Pusat untuk Pengawasan dan Pencegahan Penyakit AS.
Anak-anak menerangkan 8 juta dari mereka yang tertular, 36.000 dari mereka yang diopnam dan 540 mereka yang tewas.
"Kami pikir jumlah 540 itu adalah perkiraan yang lebih baik untuk gambaran besar yang kami dapatkan di sana," ujar Dr Anne Schuchat dari CDC pada wartawan.
Sekitar 82 anak AS meninggal dalam rata-rata musim flu. CDC menyatakan, H1N1 telah menimbulkan musim flu terburuk di AS sejak 1997, ketika ukuran-ukuran sekarang ini dimulai.
"Apa yang kami saksikan pada 2009 tak pernah terjadi sebelumnya," kata Schuchat.
CDC menyatakan, para dokter perlu merawat kasus-kasus berat secara cepat dengan obat antiviral seperti Tamiflu, yang dibuat oleh Roche AG (ROG.VX), Relenza, yang diproduksi oleh GlaxoSmithKline (GSK.L) atau untuk kasus berat yang diopnam khususnya, yang dibuat oleh RioCryst.
Schuchat menekankan wabah itu tidak memburuk tapi menyebutkan bahwa pihaknya memerlukan waktu untuk mengumpulkan data dalam kasus dan kematian karena flu. Hitungan yang dikeluarkan, Kamis, bukanlah hitungan kematian yang sebenarnya tapi hitungan berdasar pada data terperinci dari sepuluh negara bagian.
Perkiraan CDC sebelunya mengenai kematian akibat flu babi di AS adalah 1.200 orang. Dalam rata-rata musim flu, sekitar 36.000 orang AS meninggal dan 200.000 orang masuk rumah sakit dengan 90 persen di antara mereka yang meninggal dan yang diopnam berusia di atas 65 tahun.
Dengan H1N1, 90 persen dari mereka yang tertular dan sakit serius adalah orang dewasa yang lebih muda dan anak-anak.
Schuchat mengatakan, wabah itu mungkin akan terus melewati musim dingin dan awal musim semi. "Kami menghadapi musim flu yang panjang di hadapan kami," tegasnya.
Sebagian besar kasus flu yang dikonfirmasi adalah H1N1 dan sekitar 30 persen dari orang yang datang ke kantor dokter dan diuji benar-benar karena influensa menjadi mengidap flu, karena telah menghadapi beberapa infeksi lainnya.