Benarkah telah lahir generasi pertama manusia kloning ?
Seorang dokter dari Itali memastikan hal itu sudah terjadi.
Dr. Severino Antinori,
yang terkenal akan keberhasilannya menolong wanita berusia 62 tahun melahirkan,
setelah mengikuti pola kesuburan melalui terapi benih hasil donasi dan olahannya.
Dia tidak memberikan info mengenai identitas wanita yang
dijadikan `obyek` penelitiannya.
Info terakhir yang di dapat,
bahwa calon jabang bayi tersebut sekarang sudah mencapai berat 3 kilogram.
Beberapa ahli menyatakan keraguannya,
meskipun manusia dikatakan telah berhasil mengkloning tikus, babi dan domba.
Padahal beberapa bulan lalu domba hasil kloning dinyatakan mati,
karena tidak bisa bertahan hidup di lingkungannya.
Kloning merupakan proses yang panjang dan berbahaya,
karena dengan teknlogi yang ada saat ini,
hasil kloning yang mengalami keberhasilan sempurna ternyata cukup rendah.
Belum lagi makhluk yang dihasilkan meskipun kelihatan sempurna,
belum tentu sesempurna yang diharapkan,
mengingat makhluk tersebut akan mengalami proses interaksi
dengan lingkungan sekitarnya secara psikis maupun psikologis.
Selain banyak protes keras dari rohaniawan,
beberapa ahli menunggu dan berharap cemas,
agar kelahiran bayi kloning pertama ini tidak `abnormal`,
karena bisa menimbulkan akibat yang luar biasa bagi si calon jabang bayi,
pada masyarakat dan Penciptanya.
Seorang dokter dari Itali memastikan hal itu sudah terjadi.
Dr. Severino Antinori,
yang terkenal akan keberhasilannya menolong wanita berusia 62 tahun melahirkan,
setelah mengikuti pola kesuburan melalui terapi benih hasil donasi dan olahannya.
Dia tidak memberikan info mengenai identitas wanita yang
dijadikan `obyek` penelitiannya.
Info terakhir yang di dapat,
bahwa calon jabang bayi tersebut sekarang sudah mencapai berat 3 kilogram.
Beberapa ahli menyatakan keraguannya,
meskipun manusia dikatakan telah berhasil mengkloning tikus, babi dan domba.
Padahal beberapa bulan lalu domba hasil kloning dinyatakan mati,
karena tidak bisa bertahan hidup di lingkungannya.
Kloning merupakan proses yang panjang dan berbahaya,
karena dengan teknlogi yang ada saat ini,
hasil kloning yang mengalami keberhasilan sempurna ternyata cukup rendah.
Belum lagi makhluk yang dihasilkan meskipun kelihatan sempurna,
belum tentu sesempurna yang diharapkan,
mengingat makhluk tersebut akan mengalami proses interaksi
dengan lingkungan sekitarnya secara psikis maupun psikologis.
Selain banyak protes keras dari rohaniawan,
beberapa ahli menunggu dan berharap cemas,
agar kelahiran bayi kloning pertama ini tidak `abnormal`,
karena bisa menimbulkan akibat yang luar biasa bagi si calon jabang bayi,
pada masyarakat dan Penciptanya.