Tanggapan warga terhadap kampanye vaksinasi vaksin flu babi (H1N1)yang dilancarkan pemerintah Arab Saudi umumnya rendah, ungkap pejabat kesehatan di Jeddah.
"Hanya 31 persen pelajar dari jumlah yang diprogramkan ikut mendaftarkan diri untuk divaksinasi,"kata seorang direktur klinik yang ditunjuk melakukan program kampanye akhir pekan di 40 sekolah di Jeddah tersebut , Khalaf Al Mutairy, Senin (21/12/2009).
Menurut Khalaf Mutairy , para orang tua murid meragukan efektivitas vaksin tersebut setelah mendengar pernyataan Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan bahwa mereka tidak bertanggung jawab terhadap efek samping seperti terjadinya komplikasi atau bahkan kematian setelah seseorang menerima vaksinasi.
Namun kekecualian di kawasan Provinsi Asir. Di situ, hanya 10 persen orang tua murid yang berkeberatan jika anak mereka divalksin vaksi flu babi.
Menurut catatan, pada musim haji 1430H ini terdapat empat warga asing meninggal akibat terkena flu babi yakni masing-masing seorang dari Pakistan, India, Sudan, dan Nigeria.
Ada empat jemaah haji Indonesia yang semula diduga terkena wabah penyakit yang mematikan itu karena mengalami gejala naiknya suhu tubuh mereka sehingga terkena alat pemindai suhu tubuh di bandara debarkasi King Abdul Aziz Jeddah. Namun, setelah diobservasi, mereka ternyata hanya terserang infulenza sehingga bisa meneruskan proses ibadah haji mereka. "Para orang tua menjadi ragu, kenapa kedua menteri menyatakan hal itu, padahal untuk pemberian vaksin-vaksin lain (misalnya BCG, cacar atau polio-red) terutama saat bayi lahir, dibiarkan saja, " ujar Al-Mutairy.
Ia juga menyayangkan, departemen kesehatan terburu-buru melancarkan kampanye vaksinasi flu babi, sementara tenaga-tenaga pembimbing di sekolah-sekolah dan staf yang menangani penyakit dan peralatan medis belum siap.
Sebaliknya, Direktur Pusar Kesehatan Dasar di Jeddah Nuha Dashash menuding media telah menciptakan ketidakpercaann publik terhadap program tersebut. "Jika vaksin tersebut berisiko terhadap yang menerimanya, kami tidak mungkin memprakasainya terlebih dulu, juga pada anak-anak kami sebelum memberikannya pada warga, " katanya.
Ia juga merasa optimistis, kesadaran warga akan meningkat pada hari-hari mendatang dan pihaknya akan berusaha terus untuk menyadarkan warga tentang pentingnya vaksinasi vaksin flu babi bagi mereka.
Sementara, seorang siswa di distrik Basmah, Jeddah menyatakan ia tidak bersedia divaksinasi karena ada isu jatuhnya korban yang meninggal setelah divaksinasi dan juga ia meragukan keaslian vaksin yang diperagakan oleh menteri kesehatan dan anaknya saat mengawali kampanye tersebut.
"Hanya 31 persen pelajar dari jumlah yang diprogramkan ikut mendaftarkan diri untuk divaksinasi,"kata seorang direktur klinik yang ditunjuk melakukan program kampanye akhir pekan di 40 sekolah di Jeddah tersebut , Khalaf Al Mutairy, Senin (21/12/2009).
Menurut Khalaf Mutairy , para orang tua murid meragukan efektivitas vaksin tersebut setelah mendengar pernyataan Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan bahwa mereka tidak bertanggung jawab terhadap efek samping seperti terjadinya komplikasi atau bahkan kematian setelah seseorang menerima vaksinasi.
Namun kekecualian di kawasan Provinsi Asir. Di situ, hanya 10 persen orang tua murid yang berkeberatan jika anak mereka divalksin vaksi flu babi.
Menurut catatan, pada musim haji 1430H ini terdapat empat warga asing meninggal akibat terkena flu babi yakni masing-masing seorang dari Pakistan, India, Sudan, dan Nigeria.
Ada empat jemaah haji Indonesia yang semula diduga terkena wabah penyakit yang mematikan itu karena mengalami gejala naiknya suhu tubuh mereka sehingga terkena alat pemindai suhu tubuh di bandara debarkasi King Abdul Aziz Jeddah. Namun, setelah diobservasi, mereka ternyata hanya terserang infulenza sehingga bisa meneruskan proses ibadah haji mereka. "Para orang tua menjadi ragu, kenapa kedua menteri menyatakan hal itu, padahal untuk pemberian vaksin-vaksin lain (misalnya BCG, cacar atau polio-red) terutama saat bayi lahir, dibiarkan saja, " ujar Al-Mutairy.
Ia juga menyayangkan, departemen kesehatan terburu-buru melancarkan kampanye vaksinasi flu babi, sementara tenaga-tenaga pembimbing di sekolah-sekolah dan staf yang menangani penyakit dan peralatan medis belum siap.
Sebaliknya, Direktur Pusar Kesehatan Dasar di Jeddah Nuha Dashash menuding media telah menciptakan ketidakpercaann publik terhadap program tersebut. "Jika vaksin tersebut berisiko terhadap yang menerimanya, kami tidak mungkin memprakasainya terlebih dulu, juga pada anak-anak kami sebelum memberikannya pada warga, " katanya.
Ia juga merasa optimistis, kesadaran warga akan meningkat pada hari-hari mendatang dan pihaknya akan berusaha terus untuk menyadarkan warga tentang pentingnya vaksinasi vaksin flu babi bagi mereka.
Sementara, seorang siswa di distrik Basmah, Jeddah menyatakan ia tidak bersedia divaksinasi karena ada isu jatuhnya korban yang meninggal setelah divaksinasi dan juga ia meragukan keaslian vaksin yang diperagakan oleh menteri kesehatan dan anaknya saat mengawali kampanye tersebut.