HOUSTON, KOMPAS.com - Suatu pekan vaksinasi influenza akan diluncurkan di seluruh Amerika Serikat pekan depan, kata seorang pejabat tinggi kesehatan dari Pusat Kontrol dan Pencegahan Penyakit (CDC), Kamis (7/1/2010).
"Pekan depan, atau awal akhir pekan ini, kami meluncurkan pekan vaksinasi influensa nasional," kata Dr. Anne Schuchat, direktur Pusat Imunisasi Nasional dan Penyakit Pernafasan CDC, dalam konferensi pers.
"Ini adalah upaya yang dilakukan CDC, bidang layanan kesehatan dan kemanusiaan, serta seluruh mitra kami untuk mendorong pelaksanaan vaksinasi," katanya menambahkan.
Meskipun hanya empat negara bagian yang melaporkan penyebaran aktivitas flu A(H1N1) yang juga dikenal sebagai flu babi, pekan lalu, para pejabat kesehatan AS memperingatkan bahwa wabah baru mungkin saja muncul. "Virus H1N1 masih beredar dan masih menimbulkan penyakit, orang-orang yang perlu dirawat di rumah sakit dan kematian," kata Schuchat.
"Banyak orang masih mudah tertular virus ini dan untuk itu perlu dilakukan vaksinasi," ujarnya.
Pekan vaksinasi di seluruh negeri itu termasuk difokuskan pada orang-orang berisiko tinggi untuk tertular, seperti orang-orang dewasa yang mengidap emphysema (penyakit bengkak pada paru-paru), perempuan hamil, orang-orang lanjut usia dan anak-anak, katanya menambahkan.
Dua pekan lalu, CDC mengatakan bahwa hampir 60 juta orang Amerika telah menerima vaksin A(H1N1).
Schuchat mengimbau warga Amerika untuk tidak berpuas diri dan melewatkan vaksin, terutama mereka yang kondisi kesehatannya kronis, dan sering tidak mengakui bahwa mereka termasuk kelompok beresiko tinggi untuk mengembangkan komplikasi dari influenza. "Kepuasan terhadap diri sendiri mungkin yang menjadi musuh utama kami," kata Schuchat.
"Saya tidak suka terhadap orang-orang yang memikirkan membuat keputusan, bukan memikirkan risikonya dan kemudian jatuh sakit atau sakit berat," ujarnya.
Schuchat mencatat bahwa pada wabah flu 1957 lalu, aktivitas flu dimulai Desember dan Januari, sementara itu masyarakat tidak mendapatkan vaksinasi.
Karena flu tidak cepat berakhir, banyak orang yang meninggal, katanya mengingatkan.
"Pekan depan, atau awal akhir pekan ini, kami meluncurkan pekan vaksinasi influensa nasional," kata Dr. Anne Schuchat, direktur Pusat Imunisasi Nasional dan Penyakit Pernafasan CDC, dalam konferensi pers.
"Ini adalah upaya yang dilakukan CDC, bidang layanan kesehatan dan kemanusiaan, serta seluruh mitra kami untuk mendorong pelaksanaan vaksinasi," katanya menambahkan.
Meskipun hanya empat negara bagian yang melaporkan penyebaran aktivitas flu A(H1N1) yang juga dikenal sebagai flu babi, pekan lalu, para pejabat kesehatan AS memperingatkan bahwa wabah baru mungkin saja muncul. "Virus H1N1 masih beredar dan masih menimbulkan penyakit, orang-orang yang perlu dirawat di rumah sakit dan kematian," kata Schuchat.
"Banyak orang masih mudah tertular virus ini dan untuk itu perlu dilakukan vaksinasi," ujarnya.
Pekan vaksinasi di seluruh negeri itu termasuk difokuskan pada orang-orang berisiko tinggi untuk tertular, seperti orang-orang dewasa yang mengidap emphysema (penyakit bengkak pada paru-paru), perempuan hamil, orang-orang lanjut usia dan anak-anak, katanya menambahkan.
Dua pekan lalu, CDC mengatakan bahwa hampir 60 juta orang Amerika telah menerima vaksin A(H1N1).
Schuchat mengimbau warga Amerika untuk tidak berpuas diri dan melewatkan vaksin, terutama mereka yang kondisi kesehatannya kronis, dan sering tidak mengakui bahwa mereka termasuk kelompok beresiko tinggi untuk mengembangkan komplikasi dari influenza. "Kepuasan terhadap diri sendiri mungkin yang menjadi musuh utama kami," kata Schuchat.
"Saya tidak suka terhadap orang-orang yang memikirkan membuat keputusan, bukan memikirkan risikonya dan kemudian jatuh sakit atau sakit berat," ujarnya.
Schuchat mencatat bahwa pada wabah flu 1957 lalu, aktivitas flu dimulai Desember dan Januari, sementara itu masyarakat tidak mendapatkan vaksinasi.
Karena flu tidak cepat berakhir, banyak orang yang meninggal, katanya mengingatkan.