Gangguan terhadap fungsi ginjal mungkin terjadi tanpa gejala dan hanya bisa dideteksi melalui tes urine. Karena itu, tak ada salahnya seseorang melakukan tes urine untuk mengetahui kondisi ginjalnya.
Hal itu diungkapkan ahli ginjal dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD dalam bagian kedua rangkaian talkshow "Hidup Produktif dengan Ginjal Sehat" di radio JJFM, Kamis (13/09/2008).
Ia mengungkapkan, banyak orang jarang melakukan tes urine karena merasa tubuhnya sehat. Akibatnya, ketika suatu ketika ginjalnya diketahui bermasalah, kondisinya sudah terlanjur parah.
"Langkah terbaik ialah melakukan tes urine secara rutin setiap enam bulan. Waspadai juga gejala-gejala dini penyakit ginjal. Di antaranya, sulit konsentrasi, mual, urine berbuih, sukar tidur walaupun mengantuk, lemas, dan kaki bengkak," kata dr Djoko.
Seseorang lebih berisiko mengidap penyakit ginjal kronik bila memiliki garis keturunan penyakit ginjal, menderita diabetes, obesitas, atau hipertensi. Faktor lain, misalnya, perokok, sering sakit persendian, asam urat tinggi, batu ginjal, dan sering mengonsumsi obat-obatan pengurang rasa nyeri.
"Semakin banyak seseorang memiliki faktor-faktor risiko di atas, semakin besar kemungkinannya ia terkena penyakit ginjal kronik," tegas dokter yang menuntaskan pendidikan S-3 di Jepang itu.
Sebagian faktor risiko penyakit ginjal kronik tak dapat dihindari atau dikoreksi. Misalnya, keturunan, umur, ras, dan gender. "Semakin tua usia, semakin besar potensi terkena penyakit ginjal. Di Indonesia, penyakit ginjal lebih banyak diderita oleh pria. Hal-hal seperti itu tidak dapat dikoreksi," ujarnya.
Namun, ada pula faktor risiko yang bisa dihindarkan atau dikoreksi. Kebiasaan merokok dan mengalami asam urat tinggi, contohnya, dapat diminimalkan.
Menurutnya, secara umum ada beberapa langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk menjaga agar ginjalnya tetap sehat. Yakni:
- tidur cukup setidaknya 6-7 jam per hari,
- minum air putih dua liter per hari
- berolah raga teratur, dan
- mengonsumsi nutrisi yang seimbang.
Bila menderita penyakit yang termasuk faktor risiko penyakit ginjal kronik, misalnya hipertensi dan diabetes, penyakit tersebut harus segera ditangani.
Hal itu diungkapkan ahli ginjal dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD dalam bagian kedua rangkaian talkshow "Hidup Produktif dengan Ginjal Sehat" di radio JJFM, Kamis (13/09/2008).
Ia mengungkapkan, banyak orang jarang melakukan tes urine karena merasa tubuhnya sehat. Akibatnya, ketika suatu ketika ginjalnya diketahui bermasalah, kondisinya sudah terlanjur parah.
"Langkah terbaik ialah melakukan tes urine secara rutin setiap enam bulan. Waspadai juga gejala-gejala dini penyakit ginjal. Di antaranya, sulit konsentrasi, mual, urine berbuih, sukar tidur walaupun mengantuk, lemas, dan kaki bengkak," kata dr Djoko.
Seseorang lebih berisiko mengidap penyakit ginjal kronik bila memiliki garis keturunan penyakit ginjal, menderita diabetes, obesitas, atau hipertensi. Faktor lain, misalnya, perokok, sering sakit persendian, asam urat tinggi, batu ginjal, dan sering mengonsumsi obat-obatan pengurang rasa nyeri.
"Semakin banyak seseorang memiliki faktor-faktor risiko di atas, semakin besar kemungkinannya ia terkena penyakit ginjal kronik," tegas dokter yang menuntaskan pendidikan S-3 di Jepang itu.
Sebagian faktor risiko penyakit ginjal kronik tak dapat dihindari atau dikoreksi. Misalnya, keturunan, umur, ras, dan gender. "Semakin tua usia, semakin besar potensi terkena penyakit ginjal. Di Indonesia, penyakit ginjal lebih banyak diderita oleh pria. Hal-hal seperti itu tidak dapat dikoreksi," ujarnya.
Namun, ada pula faktor risiko yang bisa dihindarkan atau dikoreksi. Kebiasaan merokok dan mengalami asam urat tinggi, contohnya, dapat diminimalkan.
Menurutnya, secara umum ada beberapa langkah yang dapat dilakukan setiap orang untuk menjaga agar ginjalnya tetap sehat. Yakni:
- tidur cukup setidaknya 6-7 jam per hari,
- minum air putih dua liter per hari
- berolah raga teratur, dan
- mengonsumsi nutrisi yang seimbang.
Bila menderita penyakit yang termasuk faktor risiko penyakit ginjal kronik, misalnya hipertensi dan diabetes, penyakit tersebut harus segera ditangani.