Hebrew University of Jerusalem mengumumkan dalam Journal Biological Psychiatry, orang yang mengalami depresi memiliki risiko mengalami penurunan kepadatan tulang. Ini diketahui setelah universitas tersebut meneliti selama 14 tahun.
"Karena kepadatan tulangnya berkurang, maka tidak bisa dihindari lagi akan mengalami osteoporosis dini," Dr Raz Yirmiya dan Dr Itai Bab yang memimpin penelitian tersebut menjelaskan.
Bersama timnya, keduanya melakukan pengamatan terhadap 2.327 orang dengan depresi dan 21.141 orang sebagai kelompok pembanding yang tidak mengalami depresi. Kelompok ini kemudian diamati berdasarkan 23 penelitian yang dilakukan. Kesimpulan umumnya, responden yang lebih cepat mengalami kekurangan densitas atau kepadatan tulang adalah dari kelompok depresi.
"Terlebih jika responden adalah perempuan yang akan memasuki tahap menopause dan mengalami depresi, osteoporosis lebih cepat terjadi," papar Yirmiya. Itu mengapa Yirmiya dan Bab menyarankan kepada para psikiater untuk memberikan pemeriksaan densitas tulang secara rutin kepada pasien mereka yang tengah depresi
"Karena kepadatan tulangnya berkurang, maka tidak bisa dihindari lagi akan mengalami osteoporosis dini," Dr Raz Yirmiya dan Dr Itai Bab yang memimpin penelitian tersebut menjelaskan.
Bersama timnya, keduanya melakukan pengamatan terhadap 2.327 orang dengan depresi dan 21.141 orang sebagai kelompok pembanding yang tidak mengalami depresi. Kelompok ini kemudian diamati berdasarkan 23 penelitian yang dilakukan. Kesimpulan umumnya, responden yang lebih cepat mengalami kekurangan densitas atau kepadatan tulang adalah dari kelompok depresi.
"Terlebih jika responden adalah perempuan yang akan memasuki tahap menopause dan mengalami depresi, osteoporosis lebih cepat terjadi," papar Yirmiya. Itu mengapa Yirmiya dan Bab menyarankan kepada para psikiater untuk memberikan pemeriksaan densitas tulang secara rutin kepada pasien mereka yang tengah depresi