Pertapa Gotama meneruskan perjalanannya dan pada sore hari tiba di Gaya. la memilih tempat untuk bermeditasi di bawah pohon Bodhi (latin: Ficus Religiosa), kemudian mempersiapkan tempat duduk di sebelah tiimur pohon itu dengan rumput kering yang diterima dari seorang pemotong rumput yang bernama Sotthiya. Di tempat itulah pertapa Gotama duduk bermeditasi dengan wajah menghadap ke timur dengan tekad yang bulat.
Selama bermeditasi itu, sang pertapa tidak terlepas dari godaan-godaan. Kekuatan kejahatan dan keburukan silih berganti mengancam serta mempermainkan dia. Namun semua itu tidak menggetarkan Sang Gotama.
Setelah mengalami pergulatan batin yang berat selama beberapa waktu, akhirnya Petapa Gotama berhasil menundukkan rasa ngeri, keinginan duniawi, niat buruk, dan kekejaman. Kemenangan-Nya atas pergulatan batin ditandai dengan berjajarnya bulan purnama yang tengah menyingsing di ufuk timur dengan bulatan merah matahari yang tengah terbenam di ufuk barat. Bodhisatta akhirnya mengetahui bahwa itulah saat yang tepat untuk meneruskan perjuangan-Nya mencapai Pencerahan Agung. Pada malam bulan purnama, bulan Vesak, 588 M, Bodhisatta tetap duduk tenang memusatkan perhatian-Nya.
Setelah Ia memasuki jhana pertama, kedua, ketiga dan keempat dalam meditasi-Nya, pikiran-Nya yang terkonsentrasi menjadi murni, cermelang, tanpa noda, tanpa cacat, mudah ditempa, mudah dikendalikan, serta tak tergoyahkan. Saat itu Ia mengarahkan pikiran-Nya dan mencapai tiga pengetahuan.
Pengetahuan pertama merupakan pengetahuan melihat dengan jelas dan rinci kelahiran-kelahiran-Nya yang terdahulu (pubbenivasanussati ñana). Hal ini terjadi pada waktu jaga pertama, yaitu antara jam 18.00 sampai 22.00.
Pengetahuan kedua merupakan pengetahuan melihat dengan jelas kematian dan tumimbal lahir kembali makhluk hidup (dibbacakkhu ñana). Ia melihat makhluk-makhluk lenyap dan muncul kembali dalam kondisi rendah dan mulia, cantik dan buruk, mujur dan sial. Hal ini terjadi pada waktu jaga kedua, yaitu antara jam 22.00 sampai 02.00.
Pengetahuan ketiga merupakan pengetahuan akan penghancuran noda (asavakkhaya ñãna). Ia mengetahui secara langsung segala sesuatu sebagaimana adanya. Ia menyadari dan mencerap bahwa pikiran-Nya terbebas dari noda keinginan indrawi, noda kehidupan, dan noda kebodohan batin. Dan ketika Ia terbebas, muncullah pengetahuan bahwa Ia telah terbebas. Ia menyadari langsung bahwa kelahiran-Nya sudah dihancurkan; hidup suci sudah dijalankan; apa yang harus dilakukan sudah dilakukan; tiada lagi kelahiran kembali di alam mana pun juga. Hal ini terjadi pada waktu jaga ketiga, yaitu antara jam 02.00 sampai 04.00. Ia mengetahui bahwa “inilah penderitaan”, bahwa “inilah sumber penderitaan”, bahwa “inilah berakhirnya penderitaan”, dan bahwa “inilah jalan menuju akhirnya penderitaan”.
Dengan tercapainya Pengetahuan Sejati Ketiga maka Bodhisatta mencapai Arahatta-Magga, menjadi Yang Sadar (Buddha), Yang Terberkahi (Bhagava), Yang Tercerahkan Sempurna (Sammasambuddha). Seiring dengan Pencerahan-Nya, Buddha juga memperoleh penegtahuan sempurna tentang Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani).
Demikianlah menjelang fajar pada hari bulan purnama, Vesak 588 S.M, pada usia tiga puluh lima tahun, Bodhisatta mencapai Kemahatahuan dan menjadi Buddha dari tiga dunia dengan usaha-Nya sendiri
-
Selama bermeditasi itu, sang pertapa tidak terlepas dari godaan-godaan. Kekuatan kejahatan dan keburukan silih berganti mengancam serta mempermainkan dia. Namun semua itu tidak menggetarkan Sang Gotama.
Setelah mengalami pergulatan batin yang berat selama beberapa waktu, akhirnya Petapa Gotama berhasil menundukkan rasa ngeri, keinginan duniawi, niat buruk, dan kekejaman. Kemenangan-Nya atas pergulatan batin ditandai dengan berjajarnya bulan purnama yang tengah menyingsing di ufuk timur dengan bulatan merah matahari yang tengah terbenam di ufuk barat. Bodhisatta akhirnya mengetahui bahwa itulah saat yang tepat untuk meneruskan perjuangan-Nya mencapai Pencerahan Agung. Pada malam bulan purnama, bulan Vesak, 588 M, Bodhisatta tetap duduk tenang memusatkan perhatian-Nya.
Setelah Ia memasuki jhana pertama, kedua, ketiga dan keempat dalam meditasi-Nya, pikiran-Nya yang terkonsentrasi menjadi murni, cermelang, tanpa noda, tanpa cacat, mudah ditempa, mudah dikendalikan, serta tak tergoyahkan. Saat itu Ia mengarahkan pikiran-Nya dan mencapai tiga pengetahuan.
Pengetahuan pertama merupakan pengetahuan melihat dengan jelas dan rinci kelahiran-kelahiran-Nya yang terdahulu (pubbenivasanussati ñana). Hal ini terjadi pada waktu jaga pertama, yaitu antara jam 18.00 sampai 22.00.
Pengetahuan kedua merupakan pengetahuan melihat dengan jelas kematian dan tumimbal lahir kembali makhluk hidup (dibbacakkhu ñana). Ia melihat makhluk-makhluk lenyap dan muncul kembali dalam kondisi rendah dan mulia, cantik dan buruk, mujur dan sial. Hal ini terjadi pada waktu jaga kedua, yaitu antara jam 22.00 sampai 02.00.
Pengetahuan ketiga merupakan pengetahuan akan penghancuran noda (asavakkhaya ñãna). Ia mengetahui secara langsung segala sesuatu sebagaimana adanya. Ia menyadari dan mencerap bahwa pikiran-Nya terbebas dari noda keinginan indrawi, noda kehidupan, dan noda kebodohan batin. Dan ketika Ia terbebas, muncullah pengetahuan bahwa Ia telah terbebas. Ia menyadari langsung bahwa kelahiran-Nya sudah dihancurkan; hidup suci sudah dijalankan; apa yang harus dilakukan sudah dilakukan; tiada lagi kelahiran kembali di alam mana pun juga. Hal ini terjadi pada waktu jaga ketiga, yaitu antara jam 02.00 sampai 04.00. Ia mengetahui bahwa “inilah penderitaan”, bahwa “inilah sumber penderitaan”, bahwa “inilah berakhirnya penderitaan”, dan bahwa “inilah jalan menuju akhirnya penderitaan”.
Dengan tercapainya Pengetahuan Sejati Ketiga maka Bodhisatta mencapai Arahatta-Magga, menjadi Yang Sadar (Buddha), Yang Terberkahi (Bhagava), Yang Tercerahkan Sempurna (Sammasambuddha). Seiring dengan Pencerahan-Nya, Buddha juga memperoleh penegtahuan sempurna tentang Empat Kebenaran Ariya (Cattari Ariya Saccani).
Demikianlah menjelang fajar pada hari bulan purnama, Vesak 588 S.M, pada usia tiga puluh lima tahun, Bodhisatta mencapai Kemahatahuan dan menjadi Buddha dari tiga dunia dengan usaha-Nya sendiri
-
Terakhir diubah oleh co_ols tanggal Thu May 07, 2009 9:37 pm, total 1 kali diubah