India, salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar dunia mengumumkan target pengurangan emisi tersebut sebesar 20 hingga 25 persen pada 2020.
Dalam penjelasan di parlemen Menteri Lingkungan India Jairam Ramesh mengatakan apa pun hasil pertemuan puncak KTT Kopenhagen, negaranya akan mengurangi intensitas emisi karbon. Namun, dia mengatakan India tidak akan menerima pengurangan karbon yang mengikat secara hukum.
Melalui pengumuman ini, sebagaimana ditulis BBC, Jumat (4/12), India memperlihatkan posisi rundingnya menjelang pertemuan puncak perubahan iklim di Kopenhagen pekan depan. Intensitas karbon adalah ukuran emisi gas rumah kaca per unit PDB.
Usul tandingan
Sementara, pekan lalu Cina mengatakan pihaknya akan mengurangi kepadatan karbon sebesar 40-45 persen. Langkah ini langsung menimbulkan tekanan terhadap India, negara pencemar terbesar kelima di dunia.
Bersama dengan China, Brasil, dan Afrika Selatan, India akan mengajukan usul tandingan di Kopenhagen yang bertujuan untuk memastikan agar tanggung jawab untuk mengurangi emisi global juga dipikul sama rata oleh negara-negara kaya dan miskin.
India sejak awal mengatakan meskipun emisi karbonnya tinggi besaran emisi itu per kapita jauh lebih rendah dari negara-negara kaya.
Karena itu, menurut Ramesh, India tidak bisa dipaksa menandatangani pengurangan yang mengikat kalau negara-negara tersebut tidak melakukan hal yang sama.
Dalam penjelasan di parlemen Menteri Lingkungan India Jairam Ramesh mengatakan apa pun hasil pertemuan puncak KTT Kopenhagen, negaranya akan mengurangi intensitas emisi karbon. Namun, dia mengatakan India tidak akan menerima pengurangan karbon yang mengikat secara hukum.
Melalui pengumuman ini, sebagaimana ditulis BBC, Jumat (4/12), India memperlihatkan posisi rundingnya menjelang pertemuan puncak perubahan iklim di Kopenhagen pekan depan. Intensitas karbon adalah ukuran emisi gas rumah kaca per unit PDB.
Usul tandingan
Sementara, pekan lalu Cina mengatakan pihaknya akan mengurangi kepadatan karbon sebesar 40-45 persen. Langkah ini langsung menimbulkan tekanan terhadap India, negara pencemar terbesar kelima di dunia.
Bersama dengan China, Brasil, dan Afrika Selatan, India akan mengajukan usul tandingan di Kopenhagen yang bertujuan untuk memastikan agar tanggung jawab untuk mengurangi emisi global juga dipikul sama rata oleh negara-negara kaya dan miskin.
India sejak awal mengatakan meskipun emisi karbonnya tinggi besaran emisi itu per kapita jauh lebih rendah dari negara-negara kaya.
Karena itu, menurut Ramesh, India tidak bisa dipaksa menandatangani pengurangan yang mengikat kalau negara-negara tersebut tidak melakukan hal yang sama.