Tak lama lagi, ponsel Anda tak sekadar bisa digunakan untuk alat komunikasi dan hiburan, tetapi ponsel juga mampu mendiagnosis penyakit hanya dalam beberapa detik setelah Anda batuk ke arahnya.
Para ahli Amerika dan Australia saat ini tengah mengembangkan software untuk ponsel canggih yang akan mendiagnosis penyakit. Cukup dengan batuk ke arah ponsel, software akan menginformasikan apakah Anda menderita flu, radang paru-paru, atau penyakit pernapasan lainnya.
Selama ini, dengan mengetahui apakah Anda mengidap batuk kering atau basah, produktif atau tidak produktif (dibedakan dari adanya lendir pada paru-paru), akan membantu dokter memastikan penyebab batuk, baik karena bakteri maupun infeksi virus. Para dokter sendiri sudah mampu membedakan berbagai jenis batuk dari suara pasien.
Kini, perangkat lunak tersebut diklaim mampu berbuat sama dan dapat mencegah pasien dari risiko penyakit serius dan menghindarkan mereka dari kemungkinan operasi.
”Mengapa tidak jika kita mengukur batuk? Ini gejala umum yang sering terjadi ketika pasien datang, kita masih mengandalkan dokter dan perawat yang menggunakan teknologi lama dari abad ke-19,” ungkap Suzzane Smith dari STAR Analytical Services, perusahaan dibalik penelitian ini.
Biasanya, batuk berlangsung sekitar seperempat detik, mulai dari tarikan napas yang dalam, buang napas, dan kemudian suara keras yang membuat suara batuk.
Batuk orang sehat cenderung lebih keras daripada batuk orang sakit. Setelah suara keras, ada kehalusan seperti getaran pita suara dan lendir yang mengungkapkan informasi mengungkapkan informasi tentang apa yang terjadi dalam sistem pernapasan pasien.
Perangkat ini akan membandingkan batuk pasien pada database rekaman batuk, yang berisi suara dari semua penyakit pernapasan dari orang-orang dari kedua jenis kelamin, umur, berat badan, dan variabel lainnya.
Saat ini, tim dari STAR memiliki database dari beberapa lusin pasien. Namun, mereka memperkirakan butuh total sekitar 1.000 pasien lagi sebelum software ini diluncurkan. Saat ini, software telah digunakan di komputer, tapi para ahli mengantisipasi sehingga dapat diaplikasikan pada smartphone.
Para dokter optimistis dengan aplikasi perangkat lunak ini. Dr Jaclyn Smith, dokter pengobatan pernapasan di Universitas Manchester, spesialis pengukuran batuk, mengatakan, “Jika mereka dapat menemukan parameter yang akurat menggunakan batuk untuk mendiagnosis penyakit, hal ini sangat menakjubkan. Ini akan dapat meningkatkan diagnosis penyakit dan membantu orang-orang dalam perawatan kesehatan."
STAR telah diberi hibah dari Bill dan Melinda Gates Foundation sebesar 100.000 dollar AS (Rp 1 miliar) untuk melakukan riset yang diharapkan dapat berguna bagi negara berkembang, di mana radang paru-paru menjadi penyebab kematian anak-anak.
Para ahli Amerika dan Australia saat ini tengah mengembangkan software untuk ponsel canggih yang akan mendiagnosis penyakit. Cukup dengan batuk ke arah ponsel, software akan menginformasikan apakah Anda menderita flu, radang paru-paru, atau penyakit pernapasan lainnya.
Selama ini, dengan mengetahui apakah Anda mengidap batuk kering atau basah, produktif atau tidak produktif (dibedakan dari adanya lendir pada paru-paru), akan membantu dokter memastikan penyebab batuk, baik karena bakteri maupun infeksi virus. Para dokter sendiri sudah mampu membedakan berbagai jenis batuk dari suara pasien.
Kini, perangkat lunak tersebut diklaim mampu berbuat sama dan dapat mencegah pasien dari risiko penyakit serius dan menghindarkan mereka dari kemungkinan operasi.
”Mengapa tidak jika kita mengukur batuk? Ini gejala umum yang sering terjadi ketika pasien datang, kita masih mengandalkan dokter dan perawat yang menggunakan teknologi lama dari abad ke-19,” ungkap Suzzane Smith dari STAR Analytical Services, perusahaan dibalik penelitian ini.
Biasanya, batuk berlangsung sekitar seperempat detik, mulai dari tarikan napas yang dalam, buang napas, dan kemudian suara keras yang membuat suara batuk.
Batuk orang sehat cenderung lebih keras daripada batuk orang sakit. Setelah suara keras, ada kehalusan seperti getaran pita suara dan lendir yang mengungkapkan informasi mengungkapkan informasi tentang apa yang terjadi dalam sistem pernapasan pasien.
Perangkat ini akan membandingkan batuk pasien pada database rekaman batuk, yang berisi suara dari semua penyakit pernapasan dari orang-orang dari kedua jenis kelamin, umur, berat badan, dan variabel lainnya.
Saat ini, tim dari STAR memiliki database dari beberapa lusin pasien. Namun, mereka memperkirakan butuh total sekitar 1.000 pasien lagi sebelum software ini diluncurkan. Saat ini, software telah digunakan di komputer, tapi para ahli mengantisipasi sehingga dapat diaplikasikan pada smartphone.
Para dokter optimistis dengan aplikasi perangkat lunak ini. Dr Jaclyn Smith, dokter pengobatan pernapasan di Universitas Manchester, spesialis pengukuran batuk, mengatakan, “Jika mereka dapat menemukan parameter yang akurat menggunakan batuk untuk mendiagnosis penyakit, hal ini sangat menakjubkan. Ini akan dapat meningkatkan diagnosis penyakit dan membantu orang-orang dalam perawatan kesehatan."
STAR telah diberi hibah dari Bill dan Melinda Gates Foundation sebesar 100.000 dollar AS (Rp 1 miliar) untuk melakukan riset yang diharapkan dapat berguna bagi negara berkembang, di mana radang paru-paru menjadi penyebab kematian anak-anak.