BUDDHA DHAMMA
Agama Buddha dalam pengertian doktrin, ajaran dan peraturan ( Dhamma dan Vinaya ) dinamakan Buddha-sasana. Karena Dhamma ditemukan kembali oleh Sang Buddha, maka dengan maksud yang sama lebih sering disebut Buddha Dhamma dan di Barat orang-orang memakai istilah Buddhism.
Dhamma (Pali) atau Dharma (Skt) sebenarnya mempunyai banyak makna dan berbeda-beda artinya untuk konteks yang berlainan. Dhamma bisa berarti ; Kebenaran, agama, ajaran, hukum moral, kebajikan, keadilan, nilai, suatu tujuan hidup, tugas dan kewajiban, segala sesuatu, fenomena, keadaan, perbuatan, obyek mental.
Dhamma dalam pengertian keagamaan adalah merupakan ajaran yang mencakup Kebenaran Mutlak yang transenden (asankhata dhamma) yang dikenal antara lain sebagai Nibbana/Nirwana, Dharmakaya, Dharmabhuta, Paramartha dan hukum yang menguasai serta mengatur alam semesta , tidak diciptakan, kekal dan imanen. (Dhamma niyama ) dan Etika.
Dhamma bukan ciptaan manusia maupun Buddha. Untuk hal menjelaskan hal tersebut Sang Buddha bersabda :
" Para Bhikkhu, apakah pata Tathagata muncul atau tidak, Dhamma ini tetap ada, hukum yang kekal, hukum yang mengatur, hubungan yang terkondisi sebab-akibat ini terhadap itu. Berkenaan dengan hal itu Tathagata mencapai Penerangan Sempurna, memahaminya dengan sempurna. Setelah mencapai Penerangan Sempurna, memahaminya dengan sempurna, Ia mengumumkan, mengajarkan, menyingkapkan, merumuskan, menyatakan, menguraikan, menjelaskannya dan berkata : 'Lihatlah ! Terkondisi dengan ini terjadilah itu'". ( Samyutta Nikaya II; 25 )
Buddha Dhamma merupakan suatu sistem perenungan yang dalam dan pengembangan batin dengan peraturan pelatihan yang harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem ini lebih luas dari pengertian agama pada umumnya yang merupakan kepercayaan dan pemujaan karena ketergantungan pada kekuatan di luar manusia. Penganut Buddha Dhamma walau berlindung pada Buddha, tidak berarti bahwa ia menyerahkan nasibnya kepada Buddha. Setiap orang memiliki kebebasan sekaligus bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri dan nasibnya ditentukan oleh diri sendiri. Berkaitan dengan hal itu Sang Buddha bersabda :
"...Setiap makhluk adalah pemilik karmanya sendiri,
pewaris karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri,
bersaudara dengan karmanya sendiri dan dilindungi oleh karmanya sendiri.
Karma yang menentukan makhluk-makhluk, menjadikan mereka hina dan mulia."
( Majjhima Nikaya 55 )
pewaris karmanya sendiri, lahir dari karmanya sendiri,
bersaudara dengan karmanya sendiri dan dilindungi oleh karmanya sendiri.
Karma yang menentukan makhluk-makhluk, menjadikan mereka hina dan mulia."
( Majjhima Nikaya 55 )
" Engkau sendirilah yang harus berusaha,
Sang Tathagata hanya penunjuk jalan."
( Dhammapada 276 )
Sang Tathagata hanya penunjuk jalan."
( Dhammapada 276 )
Disusun oleh : tanhadi
Sumber bacaan :- Wacana Buddha Dharma – Khrisnanda Wijaya Mukti