Penderita demam berdarah dengue (DBD), terutama anak, rawan mengalami gangguan keseimbangan cairan. Hal ini bisa berakibat fatal, yakni terjadinya sindroma syok (renjatan) yang berujung pada kematian. Sindroma syok biasanya terjadi pada hari ketiga atau keempat sejak terjadinya demam. Padahal, pada saat ini demam biasanya mereda.
Infeksi virus dengue bisa menimbulkan perembesan plasma sehingga cairan akan memenuhi rongga sekitar jantung, paru, dan perut, sehingga terjadi pembengkakan. Di sisi lain, tubuh mengalami kekurangan cairan. Infeksi dengue yang tidak menimbulkan perembesan plasma disebut dengan demam dengue. Jenis ini relatif ringan dan tidak mengancam jiwa.
Tanda-tanda syok yang perlu diperhatikan adalah pasien gelisah, terjadi penurunan kesadaran yang ditandai dengan pasien tampak mengantuk dan ingin tidur terus, tidak nafsu makan, sakit perut, tidak nafsu makan, dan jarang buang air kecil.
Jika syok terjadi berkepanjangan tanpa ada tindakan medis bisa mengakibatkan kematian. Untuk mencegah syok, penderita DBD harus diberi cukup cairan, baik lewat mulut maupun infus.
Infeksi virus dengue bisa menimbulkan perembesan plasma sehingga cairan akan memenuhi rongga sekitar jantung, paru, dan perut, sehingga terjadi pembengkakan. Di sisi lain, tubuh mengalami kekurangan cairan. Infeksi dengue yang tidak menimbulkan perembesan plasma disebut dengan demam dengue. Jenis ini relatif ringan dan tidak mengancam jiwa.
Tanda-tanda syok yang perlu diperhatikan adalah pasien gelisah, terjadi penurunan kesadaran yang ditandai dengan pasien tampak mengantuk dan ingin tidur terus, tidak nafsu makan, sakit perut, tidak nafsu makan, dan jarang buang air kecil.
Jika syok terjadi berkepanjangan tanpa ada tindakan medis bisa mengakibatkan kematian. Untuk mencegah syok, penderita DBD harus diberi cukup cairan, baik lewat mulut maupun infus.