Agar lebih peduli, ada baiknya kita memahami cara kerja serat dalam tubuh. Seperti diungkapkan Sechneeman, ahli nutrisi yang menulis Dietary Fiber, Physical and Chemistry Properties Methods of Analysis Review, serat makanan menghasilkan reaksi fisiologis yang tergantung pada sifat fisik dan kimia sumber serat. Reaksi ini meliputi meningkatkan massa feses serta menurunkan kadar kolesterol plasma dan respon organik glikemik dari makanan.
Pola makan minim serat akan menghasilkan sedikit residu, sehingga akan tinggal di dalam saluran pencernaan selama beberapa hari, sampai volume residu cukup untuk menimbulkan refleks buang air besar. Rasa ingin BAB timbul jika volume residu di dalam usus besar cukup jumlahnya, sehingga menimbulkan refleks regangan terhadap dinding usus besar.
Di dalam saluran pencernaan, serat makanan dapat mengikat garam empedu, yaitu zat yang berfungsi membantu penyerapan lemak. Lemak tidak larut dalam air sehingga sukar diserap usus. Garam empedu membantu melarutkan bahan yang tidak larut dalam air seperti asam lemak dan kolesterol, dengan cara membentuk zat yang laur air, sehingga dapat diserap usus.
Makin banyak serat dalam makanan, makin banyak garam empedu yang terbuang. Artinya, makin banyak lemak yang tidak terserap usus. Serat juga membuat absorsi lemak dan kadar kolesterol dalam tubuh menurun. Secara mekanis serat juga menghalangi penyerapan zat gizi lain seperti karbohidrat dan protein.
Bila serat sedikit di dalam makanan, hampir semua zat gizi sumber kalori dapat diserap. Hal ini memberi peluang seseorang mengalami kegemukan, yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit.
Pola makan minim serat akan menghasilkan sedikit residu, sehingga akan tinggal di dalam saluran pencernaan selama beberapa hari, sampai volume residu cukup untuk menimbulkan refleks buang air besar. Rasa ingin BAB timbul jika volume residu di dalam usus besar cukup jumlahnya, sehingga menimbulkan refleks regangan terhadap dinding usus besar.
Di dalam saluran pencernaan, serat makanan dapat mengikat garam empedu, yaitu zat yang berfungsi membantu penyerapan lemak. Lemak tidak larut dalam air sehingga sukar diserap usus. Garam empedu membantu melarutkan bahan yang tidak larut dalam air seperti asam lemak dan kolesterol, dengan cara membentuk zat yang laur air, sehingga dapat diserap usus.
Makin banyak serat dalam makanan, makin banyak garam empedu yang terbuang. Artinya, makin banyak lemak yang tidak terserap usus. Serat juga membuat absorsi lemak dan kadar kolesterol dalam tubuh menurun. Secara mekanis serat juga menghalangi penyerapan zat gizi lain seperti karbohidrat dan protein.
Bila serat sedikit di dalam makanan, hampir semua zat gizi sumber kalori dapat diserap. Hal ini memberi peluang seseorang mengalami kegemukan, yang merupakan faktor risiko berbagai penyakit.