Suami yang setia dan ikatan dengan istrinya kuat ternyata memiliki kualitas kesehatan lebih baik. Perkawinan pun bisa membuat orang panjang usia.
“Wah, sulit kalau kita dituntut untuk seperti Arief Budiman,” begitu ujar seorang budayawan yang tak perlu disebut di sini namanya.
Di antara golongan intelektual, Arief bukan saja dikenal sebagai doktor sosiologi lulusan Universitas Harvard dan aktivis yang kritis. Arief juga dikagumi banyak wanita (walau tidak tampan dan flamboyan), tetapi ia selalu setia kepada istrinya, Leila Ch Budiman.
Kata budayawan tersebut, “Arief itu orang aneh kalau bukan kelainan.” Ia disebut demikian justru karena hidup lurus, bersahaja, dan tidak tergoda untuk selingkuh walau kesempatan untuk itu sangat besar.
Sebaliknya Pangeran Charles. Dunia bahkan mengakui kecantikan dan daya tarik sosial istrinya, Putri Diana. Namun, pewaris pertama takhta Kerajaan Inggris itu mengejutkan dunia karena tak puas dengan yang ada, dan malah selingkuh dengan mantan pacarnya, Camilla.
Apa yang membuat orang seperti Arief tetap setia? Sudah pasti karena mereka memilih setia. Mengapa? Jawabnya bisa bermacam-macam. Dalam hal Arief, gagasan selingkuh tidak pernah mampir di benaknya. Karena itu, dia disebut bersahaja oleh teman-temannya.
Lebih kuat
Hidup rukun dengan istri sebetulnya sangat menguntungkan bagi suami. “Yang hubungannya lebih kuat akan memperoleh manfaat lebih baik,” ujar Vicki Helgeson, PhD, psikolog dari Carnegie Mellon University, di Pittsburgh, AS.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa di belakang laki-laki sukses terdapat wanita yang kuat.
Namun, manfaat istri ternyata bukan cuma mendukung supaya karier suami sukses. Helgeson memberikan bukti-bukti bahwa para pasien serangan jantung yang setia dan bisa bicara terbuka dengan istrinya lebih sedikit merasakan nyeri dada dan tidak mendapat serangan ulang pada tahun-tahun berikutnya.
Di Indonesia, kasus-kasus kematian mendadak saat selingkuh pun cukup sering diberitakan dan biasanya memang yang bersangkutan menderita sakit jantung.
Menurut profesor psikologi di University of Michigan Medical School di Ann Arbor, AS, James Coyne, PhD, pria yang mendapatkan kepuasan dalam perkawinannya terbukti mengalami depresi 24 kali lebih sedikit dibanding yang perkawinannya retak.
Para peneliti di Ohio State University, di Amerika Serikat lagi, juga membuktikan bahwa pasangan yang sering bertengkar, melemparkan kata-kata kasar, sinis, dan sarkastis ternyata memiliki tekanan darah lebih tinggi dan sistem kekebalan tubuhnya lebih lemah dibanding yang hubungannya mesra.
Dan kesimpulan para peneliti dari National Center for Health Statistics, AS, semakin menegaskan tentang pentingnya hidup rukun dan setia dengan istri. Sebab, perkawinan yang bahagia juga terbukti membuat pria lebih panjang umur 10 tahun.
Apakah dengan demikian Arief Budiman akan lebih panjang umur ketimbang Pangeran Charles atau pria sebaya mereka yang selingkuh dan perkawinannya tidak bahagia? Kita lihat saja.
“Wah, sulit kalau kita dituntut untuk seperti Arief Budiman,” begitu ujar seorang budayawan yang tak perlu disebut di sini namanya.
Di antara golongan intelektual, Arief bukan saja dikenal sebagai doktor sosiologi lulusan Universitas Harvard dan aktivis yang kritis. Arief juga dikagumi banyak wanita (walau tidak tampan dan flamboyan), tetapi ia selalu setia kepada istrinya, Leila Ch Budiman.
Kata budayawan tersebut, “Arief itu orang aneh kalau bukan kelainan.” Ia disebut demikian justru karena hidup lurus, bersahaja, dan tidak tergoda untuk selingkuh walau kesempatan untuk itu sangat besar.
Sebaliknya Pangeran Charles. Dunia bahkan mengakui kecantikan dan daya tarik sosial istrinya, Putri Diana. Namun, pewaris pertama takhta Kerajaan Inggris itu mengejutkan dunia karena tak puas dengan yang ada, dan malah selingkuh dengan mantan pacarnya, Camilla.
Apa yang membuat orang seperti Arief tetap setia? Sudah pasti karena mereka memilih setia. Mengapa? Jawabnya bisa bermacam-macam. Dalam hal Arief, gagasan selingkuh tidak pernah mampir di benaknya. Karena itu, dia disebut bersahaja oleh teman-temannya.
Lebih kuat
Hidup rukun dengan istri sebetulnya sangat menguntungkan bagi suami. “Yang hubungannya lebih kuat akan memperoleh manfaat lebih baik,” ujar Vicki Helgeson, PhD, psikolog dari Carnegie Mellon University, di Pittsburgh, AS.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa di belakang laki-laki sukses terdapat wanita yang kuat.
Namun, manfaat istri ternyata bukan cuma mendukung supaya karier suami sukses. Helgeson memberikan bukti-bukti bahwa para pasien serangan jantung yang setia dan bisa bicara terbuka dengan istrinya lebih sedikit merasakan nyeri dada dan tidak mendapat serangan ulang pada tahun-tahun berikutnya.
Di Indonesia, kasus-kasus kematian mendadak saat selingkuh pun cukup sering diberitakan dan biasanya memang yang bersangkutan menderita sakit jantung.
Menurut profesor psikologi di University of Michigan Medical School di Ann Arbor, AS, James Coyne, PhD, pria yang mendapatkan kepuasan dalam perkawinannya terbukti mengalami depresi 24 kali lebih sedikit dibanding yang perkawinannya retak.
Para peneliti di Ohio State University, di Amerika Serikat lagi, juga membuktikan bahwa pasangan yang sering bertengkar, melemparkan kata-kata kasar, sinis, dan sarkastis ternyata memiliki tekanan darah lebih tinggi dan sistem kekebalan tubuhnya lebih lemah dibanding yang hubungannya mesra.
Dan kesimpulan para peneliti dari National Center for Health Statistics, AS, semakin menegaskan tentang pentingnya hidup rukun dan setia dengan istri. Sebab, perkawinan yang bahagia juga terbukti membuat pria lebih panjang umur 10 tahun.
Apakah dengan demikian Arief Budiman akan lebih panjang umur ketimbang Pangeran Charles atau pria sebaya mereka yang selingkuh dan perkawinannya tidak bahagia? Kita lihat saja.