Makan apa, ya, malam ini? Hm... Iga sapi penyet dengan sambalnya yang "jahat" itu enak kali, ya? Atau pizza, dengan pepperoni yang ditaburkan dengan murah hati itu? Atau... bebek sambal ijo yang baru buka itu juga menggiurkan!
Hm... membayangkannya saja Anda sudah menelan ludah. Apalagi kalau menu tersebut sudah terhidang di depan Anda. Pasti langsung kalap, lupa segalanya. Ingatan bahwa daging-dagingan tersebut menyebabkan kepala Anda cekot-cekot setelah menyantapnya, nanti saja lah dipikirkan. Mumpung masih bisa makan enak, begitu pikir Anda.
Kebiasaan carnivora ini makin lama memang makin merajalela, akibat banyaknya restoran baru yang menawarkannya. Namun, menurut Lord Stern, penulis Stern Review on the Economics of Climate Change, kebiasaan ini seharusnya mulai dikurangi. Anda tak harus berubah menjadi vegetarian, cukup dengan mengurangi asupan daging dalam pola makan Anda. Rekan Anda mungkin sama sekali tidak makan daging merah lagi, atau semua daging kecuali ikan, atau hanya menikmati daging pada hari Sabtu dan Minggu.
Ketika tak lagi mengonsumsi daging, jangan melarikan diri pada makanan gurih lainnya, seperti keju. Keju bukan lah jalan keluar yang bijak. Produk olahan susu ini juga memberikan efek yang merugikan. Meskipun mengandung kalsium yang tinggi, keju juga mengandung lemak yang tinggi, sehingga Anda harus membatasi asupannya.
4 tips mengurangi asupan daging
1. Jangan berhenti mengonsumsi secara drastis. Cobalah untuk mengurangi konsumsi daging secara berangsur-angsur, untuk membiasakan diri agar tidak selalu memilih daging dalam menu harian Anda.
2. Pastikan Anda tetap mendapatkan vitamin. Daging adalah sumber vitamin B dan zat besi. Nutrisi ini bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi sayuran berwarna hijau, rumput laut, dan kacang hijau.
3. Cobalah keju jenis lain. Karena keju dari susu hewani mengandung lemak yang tinggi, bagaimana jika Anda mencoba menikmati keju vegetarian? Keju ini dibuat dari kedelai atau kacang-kacangan.
4. Jangan mencari pengganti berupa daging yang lain. Anda memilih untuk berhenti makan daging sapi, tetapi Anda jadi lebih rajin makan daging kambing atau daging bebek. Sama saja, dong. Kalau daging sudah menjadi bagian dari menu Anda sehari-hari, apakah Anda mau makan sate kambing setiap hari?
Hm... membayangkannya saja Anda sudah menelan ludah. Apalagi kalau menu tersebut sudah terhidang di depan Anda. Pasti langsung kalap, lupa segalanya. Ingatan bahwa daging-dagingan tersebut menyebabkan kepala Anda cekot-cekot setelah menyantapnya, nanti saja lah dipikirkan. Mumpung masih bisa makan enak, begitu pikir Anda.
Kebiasaan carnivora ini makin lama memang makin merajalela, akibat banyaknya restoran baru yang menawarkannya. Namun, menurut Lord Stern, penulis Stern Review on the Economics of Climate Change, kebiasaan ini seharusnya mulai dikurangi. Anda tak harus berubah menjadi vegetarian, cukup dengan mengurangi asupan daging dalam pola makan Anda. Rekan Anda mungkin sama sekali tidak makan daging merah lagi, atau semua daging kecuali ikan, atau hanya menikmati daging pada hari Sabtu dan Minggu.
Ketika tak lagi mengonsumsi daging, jangan melarikan diri pada makanan gurih lainnya, seperti keju. Keju bukan lah jalan keluar yang bijak. Produk olahan susu ini juga memberikan efek yang merugikan. Meskipun mengandung kalsium yang tinggi, keju juga mengandung lemak yang tinggi, sehingga Anda harus membatasi asupannya.
4 tips mengurangi asupan daging
1. Jangan berhenti mengonsumsi secara drastis. Cobalah untuk mengurangi konsumsi daging secara berangsur-angsur, untuk membiasakan diri agar tidak selalu memilih daging dalam menu harian Anda.
2. Pastikan Anda tetap mendapatkan vitamin. Daging adalah sumber vitamin B dan zat besi. Nutrisi ini bisa Anda dapatkan dengan mengonsumsi sayuran berwarna hijau, rumput laut, dan kacang hijau.
3. Cobalah keju jenis lain. Karena keju dari susu hewani mengandung lemak yang tinggi, bagaimana jika Anda mencoba menikmati keju vegetarian? Keju ini dibuat dari kedelai atau kacang-kacangan.
4. Jangan mencari pengganti berupa daging yang lain. Anda memilih untuk berhenti makan daging sapi, tetapi Anda jadi lebih rajin makan daging kambing atau daging bebek. Sama saja, dong. Kalau daging sudah menjadi bagian dari menu Anda sehari-hari, apakah Anda mau makan sate kambing setiap hari?