MAHAYANA ARYA SANGHATA SUTRA DHARMAPARYAYA
Sujud saya kepada Sang Raja Buddha Vajrapani Trailokyavijaya Tathagata.
Sujud saya kepada Sang Sakyamuni Tathagata.
Sujud saya kepada Semua Buddha dan Bodhisattva.
Om Vajrasattva Hum
Namah Sarvabuddhabodhisattvebhyah
Sujud saya kepada Sang Raja Buddha Vajrapani Trailokyavijaya Tathagata.
Sujud saya kepada Sang Sakyamuni Tathagata.
Sujud saya kepada Semua Buddha dan Bodhisattva.
Om Vajrasattva Hum
Namah Sarvabuddhabodhisattvebhyah
Demikianlah telah ku dengar. Sang Bhagava sedang berada di Rajagraha, Puncak Gunung Griddhrakuta, bersama-sama dengan kumpulan besar dari 32.000 Bhiksu, termasuk Yang Patut Dihormati Ajnata Kaundinya, Yang Patut Dihormati Maha-maudgalyayana, Yang Patut Dihormati Shari-Putra, Yang Patut Dihormati Maha-Kashyapa, Yang Patut Dihormati Rahula, Yang Patut Dihormati Bakkula, Yang Patut Dihormati Bhadravasa, Yang Patut Dihormati Bhadrashri , Yang Patut Dihormati Nanda Shri, Yang Patut Dihormati Jangula, Yang Patut Dihormati Subhuti, Yang Patut Dihormati Revata, Yang Patut Dihormati Nanda-sena, Yang Patut Dihormati Canandena. dan Banyak Biksu Lainnya. Dan Bersama-sama dengan 62.000 bodhisattva, termasuk Maitreya Bodhisattva Mahasattva, Sarva-shura Bodhisattva Mahasattva, Kumara Bodhisattva Mahasattva, Kumaravasina Bodhisattva Mahasattva, Kumarabhadra Bodhisattva Mahasattva, Anuna Bodhisattva Mahasattva, Manjusri Kumara Bodhisattva Mahasattva, Samantabhadra Bodhisattva Mahasattva, Sudarsana Bodhisattva Mahasattva, Bhaisajya Raja Bodhisattva Mahasatttva, Vajrasena Bodhisattva Mahasattva dan banyak Bodhisattva Mahasattva lainnya, dan bersama-sama dengan 12.000 Dewa Putra, termasuk Dewa Putra Arjuna, Dewa Putra Bhadra, Dewa Putra Subhadra, Dewa Putra Dharmaruci, Dewa Putra Candana Garbha, Dewa Putra Candavasi, Dewa Putra Candana, Dewa Putra Candanasena dan banyak Dewa Putra Lainnya, dan ikut pula 8.000 Dewa Putri termasuk di dalamnya Dewa Putri Mirdamgini, Dewa Putri Prasadavati, Dewa Putri Mahatmasamprayukta, Dewa Putri Varsasriya, Dewa Putri Padmasriya, Dewa Putri Prajapativasini, Dewa Putri Balini, Dewa Putri Subhayukta, dan banyak Dewa Putri lainnya. Dan bersama-sama dengan 8.000 Raja Naga, termasuk Raja Naga Apalala, Raja Naga Elapatra, Raja Naga Timingila, Raja Naga Kumbha Sara, Raja Naga Kumbhasirsha, Raja Naga Sunanda, Raja Naga Susakha, Raja Naga Gava sirsha, dan Banyak Raja Naga yang lainnya.
Mereka semua menuju ke Raja Graha, Puncak Gunung Griddhrakuta, Tempat Sang Bhagava Sakyamuni Tathagata Arhan SamyakSamBuddha berdiam. Ketika Mereka tiba disana, Mereka bersujud dengan Kepala menyentuh Kaki Sang Bhagava, lalu memutari Sang Bhagava (melakukan Pradasikna) sebanyak Tiga kali kemudian Mereka semua duduk berhadapan dengan Sang Bhagava. Sang Bhagava menerima kedatangan Mereka dengan tetap diam. Kemudian Sang Sarva shura Bodhisattva Mahasattva bangkit dari tempat duduk-Nya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahunya, menekuk Lutut kanannya menyentuh tanah, merangkapkan kedua tangannya (melakukan Anjali) bersama-sama dan bersujud membungkukkan dirinya kepada Sang Buddha. Dia lalu berkata kepada Sang Buddha:" Yang Dimuliakan Dunia, berjuta-juta Dewa Putra, berjuta-juta Dewa Putri, dan berjuta-juta Bodhisattva telah berkumpul. Yang Dimuliakan Dunia, berjuta-juta Sravaka dan juga Raja Naga telah berkumpul dan duduk untuk mendengar Dharma. Lengkaplah sudah, berkenanlah Yang Telah Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, untuk mengajarkan berbagai jenis pendekatan menuju jalan Dharma sehingga dengan seketika mereka mendengar-Nya, bagi mereka yang sudah berusia lanjut akan tersucikan semua rintangan karmanya, dan bagi mereka yang berusia muda akan melakukan usaha besar dalam dharma yang luhur dan akan mencapai keunggulan khusus, dan perbuatan luhur mereka tidak akan menurun, tidak sedikitpun menurun dan tidak akan mengalami penurunan keseluruhan.
Dia berkata demikian dan Sang Buddha bersabda kepada sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur demikian: "Sarva shura, pemikiran kamu untuk menanyakan kepada Sang Tathagata untuk hal ini adalah baik, sangat baik. Oleh karena itu, Sarva shura, dengarlah baik-baik dan penuh perhatian, dan simpanlah dalam pikiran, Saya akan memberitahukan-mu." Setelah berkata kepada Sang Buddha, "Tepat sekali," Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur mendengarkan dengan penuh perhatian pada Sang Buddha.
Sang Buddha bersabda demikian kepadanya: "Sarva shura, ada sebuah Dharmaparyaya yang disebut Sanghata yang bahkan sampai sekarang masih ada di dalam bumi ini. Siapapun yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini akan menyebabkan lima rintangan karma beratnya yang tak henti-hentinya menjadi tersucikan, dan mereka tidak akan pernah menolak pencapaian Yang Tiada Tandingan, Sempurna, dari Penerangan Agung. Sarva shura, apa yang kamu pikirkan tentang hal ini? Jika kamu berpikir bahwa mereka yang mendengar Sanghata Sutra ini akan menghasilkan banyak sekali jasa kebajikan sebanyak jasa kebajikan yang dimiliki Seorang Tathagata, kamu seharusnya tidak melihatnya demikian."
Sarva shura berkata, "Baik, lalu bagaimana itu harus terlihat?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, Para Bodhisattva itu, Para mahluk yang berjumlah banyak itu akan juga menghasilkan banyak sekali jasa kebajikan sebanyak jasa kebajikan yang dimiliki Semua Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang jumlahnya sebanyak jumlah pasir di sungai gangga. Sarva shura, mereka yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini tidak akan pernah berpaling. Mereka akan melihat Sang Tathagata, mereka tidak akan terpisah dari penglihatannya pada Sang Tathagata, mereka akan tercerahkan sempurna menjadi Tathagata Arahat SamyakSamBuddha. Dharma luhur yang akan mereka capai semuanya tidak akan ditundukkan oleh si jahat mara. Sarva shura, mereka semua yang mendengar Sanghata Sutra ini akan memahami kemunculan dan penghentian."
Lalu pada saat itu, semua dari Para Bodhisattva itu bangun, meletakkan jubah bagian atas pada bahunya, meletakkan lutut kanannya menyentuh tanah, dan bertanya kepada Sang Buddha, "Yang dimuliakan dunia, berapa banyak jasa kebajikan yang dimiliki oleh Seorang Tathagata?"
Sang Buddha bersabda demikian: "Wahai Para Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarkanlah ukuran jasa kebajikan yang dimiliki oleh Seorang Tathagata. Itu adalah seperti demikian: Untuk membuat persamaannya, seperti besarnya jasa kebajikan yang banyak sekali dari jumlah Para Bodhisattva Dasa Bhumi yang abadi dalam tingkat sepuluh seperti adanya tetesan air dalam maha samudra, dan butiran-butiran debu pada jambudvipa, dan butiran pasir dalam sungai gangga, jasa kebajikan yang dimiliki oleh Seorang Tathagata adalah jauh lebih besar dari itu semua, perihal mahluk hidup yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya ini, jumlah besar jasa kebajikan yang akan mereka hasilkan bahkan lebih besar dari itu semua. Adalah tidak mungkin untuk mencapai batas dari jumlah besar jasa kebajikan itu dengan menghitungnya. Sarva shura, setiap orang yang merasa riang-gembira pada saat itu, pada saat mereka mendengarkan sabda-sabda ini, akan menghasilkan jumlah besar jasa kebajikan yang tak dapat dihitung."
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur, berkata demikian pada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, siapa dari para mahluk hidup itu yang sangat kehausan untuk Dharma itu?"
Setelah dia berkata demikian, Sang Buddha bersabda demikian kepada Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur: "Sarva shura, ada dua mahluk hidup yang sangat kehausan untuk Dharma itu. Jika kamu bertanya-tanya yang manakah mereka dari kedua itu, Sarva shura, mereka adalah seperti demikian: Seseorang yang mempunyai pikiran sama terhadap semua mahluk hidup, yang kedua, Sarva shura, setiap orang yang setelah mendengar Dharma ini menyatakannya dengan benar dan sepenuhnya kepada semua mahluk hidup dengan sama."
Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata: "Yang dimuliakan dunia, Siapakah yang setelah mendengar Dharma ini menyatakannya dengan benar dan sepenuhnya kepada semua mahluk hidup dengan sama?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, yang pertama adalah mereka yang setelah mendengarkan Dharma itu, secara menyeluruh membaktikan diri mereka untuk mencapai Penerangan Agung. Ketika seseorang telah membaktikan keseluruhan hidupnya untuk mencapai Penerangan Agung, dia akan sangat kehausan terhadap Dharma demi kepentingan semua mahluk hidup. Sarva shura, yang kedua adalah mereka yang masuk ke dalam Mahayana. Mereka juga sangat kehausan terhadap Dharma itu."
Lalu Jutaan Para Deva, Naga, Manusia, Putri Deva bangun dari tempat duduknya, merangkapkan kedua tangan di depan Sang Buddha dan menyatakan ungkapan mereka kepada Sang Buddha demikian: "Yang dimuliakan dunia, Kami juga sangat kehausan untuk Dharma itu, untuk itu, Mohon Sang Buddha berkenan untuk sepenuhnya memenuhi keinginan kami dan keinginan dari semua mahluk hidup."
Pada saat itu, pada waktu itu, Sang Buddha menunjukkan Senyuman-Nya.
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangkit dari tempat diuduknya,merangkapkan kedua tanganya, membungkukkan diri terhadap Sang Buddha. Dia menyatakan ungkapannya kepada Sang Buddha demikian: "Yang dimuliakan dunia, apakah yang menyebabkan senyuman-Mu? Kondisi apakah itu?"
Kemudian Sang Buddha bersabda kepada sang Bodhisattva, sang Sarva shura yang luhur demikian: "Sarva shura, Para mahluk hidup itu yang datang kemari akan mencapai Penerangan Agung Anuttara SamyakSamBuddha. Mereka akan mencapai pendirian penuh terhadap objek-objek yang menjadi kegembiraan Seorang Tathagata."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, disebabkan oleh apakah dan kondisi apakah sehingga Para mahluk hidup yang datang kemari akan mencapai Anuttara SamyakSamBuddha?"
Sang Buddha bersabda:"Itu adalah baik, Sarva shura, sangat baik dengan pikiran kamu untuk menanyakan kepada Sang Tathagata tentang maksud ini. Oleh karena itu, Sarva shura, dengarkanlah kualitas khusus dari pengabdian."
"Sarva shura, pada asamkhyeya kalpa yang tak terhingga, tak terhitung dan tak terbatas, yang telah berlalu adalah Seorang Tathagata yang bernama Ratnashri, Yang Telah Datang, Yang Maha Suci, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna, Yang Telah Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Sempurna Pikiran Dan Perbuatan, Yang Terbahagiah, Maha Mengetahui Dunia, Sang Pemimpin Tiada Tandingan, Guru Dewa dan Manusia, Yang Telah Sadar, Yang Dihormati Dunia."
"Sarva shura, pada masa itu, pada waktu itu, Saya adalah seorang Brahmin yang masih muda. Semua mahluk hidup itu yang sedang saya bimbing kearah Pengetahuan Seorang Buddha pada masa itu, telah menjadi binatang-binatang liar, dan jadi pada masa itu, pada waktu itu, Saya membuat prasetya ini: 'Semoga semua binatang-binatang liar itu yang telah sangat tersiksa oleh penderitaan terlahir kembali di Tanah Buddha-Ku. Semoga Saya mendirikan mereka semua di dalam Pengetahuan Seorang Buddha.' Dan semua binatang-binatang liar itu, setelah mendengar Perkataan itu, berkata: 'Semoga terjadilah demikian.' Sarva shura, dengan akar keluhuran ini, Para mahluk hidup ini telah datang kemari dan akan tercerahi dengan Penerangan Sempurna Anuttara SamyakSamBuddha."
Oleh sebab itu, setelah mendengar hal yang menggembirakan ini dari Sang Buddha, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, hidup apakah yang mungkin bagi Para mahluk hidup itu?"
Sang Buddha bersabda: "Hidup selama 80 kalpa adalah mungkin untuk Para mahluk hidup itu."
Sang Bodhisattva Sarva Shura berkata: "Berapa banyak ukuran dari sebuah kalpa?"
Sang Buddha bersabda: "Wahai Putra yang berasal dari garis keturunan, dengarkanlah, itu adalah demikian: "Untuk membuat sebuah persamaan, seorang lelaki membangun sebuah pagar 12 yojana yang melingkar membentuk bundaran, dan tingginya tiga yojana, dan sama sekali tidak mengisi sesuatu yang lain pada pagar tersebut tetapi hanya benih wijen. Lalu, bilamana saja 1000 tahun telah berlalu, lelaki itu melemparkan satu buah biji wijen keluar dari pagar itu yang sebelumnya telah dipenuhi dengan isinya yang berupa biji wijen. Dalam hal yang sedemikian rupa, bahkan ketika lelaki itu telah mencapai akhir dari biji-biji wijen itu, dan bahkan bangunan pagar tersebut telah lama hilang, waktu satu kalpa masih belum berlalu."
Selain itu, Sarva shura, itu adalah demikian: "Untuk membuat sebuah persamaan, adalah sebuah gunung dengan 50 yojana kedalamannya dan 12 yojana ketinggiannya. Kemudian seorang lelaki membangun sebuah rumah di sebelah gunung tersebut, dan selama waktu yang lama, ketika seratus tahun telah berlalu, lelaki itu akan menggosoknya dengan kain kasa tipis benares. Dengan perbuatannya, gunung itu akan berakhir. Tetapi bahkan setelah gunung itu berakhir, waktu satu kalpa masih belum berlalu. Sarva shura, itulah ukuran dari satu kalpa."
Lalu Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangun dan menyatakan ungkapannya pada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, bahkan jika pengabdian seseorang menghasilkan sejumlah besar jasa kebajikan seperti panjangnya usia kebahagiaan hidup bisa menjadi 80 kalpa, apakah yang dibutuhkan untuk dapat mengatakan seseorang yang telah menawarkan persembahan terhormat yang luar biasa banyak untuk Ajaran Sang Tathagata?"
Sang Buddha bersabda: "Dengarkanlah, wahai Putra yang berasal dari garis keturunan, jika seseorang yang mendengar Sanghata Dharmaparyaya dapat mempunyai usia kehidupan selama 84.000 kalpa, apa yang dibutuhkan untuk mengatakan seseorang yang menyebabkan Sanghata Sutra ditulis dan yang membaca-Nya? Sarva shura, orang itu akan menghasilkan jasa kebajikan yang luar biasa besar banyaknya."
"Sarva shura, setiap orang yang memiliki pikiran yang bersemangat dengan keyakinan suci dan membuat sembah sujud yang sepenuh hati untuk Sanghata Sutra akan mengingat kehidupan masa lalunya selama 95 kalpa. Mereka akan menjadi Raja Pemutar Roda (Cakravartin) selama 60 kalpa. Bahkan dalam seumur hidup itu, Setiap orang akan menyukai mereka. Sarva shura, kematian mereka tidak akan terjadi karena senjata. Kematian mereka tidak akan terjadi karena racun. Mereka tidak akan celaka oleh ilmu hitam. Bahkan disaat kematian mereka, mereka akan melihat 99 juta Buddha secara langsung, dan, Sarva shura, Para Buddha tersebut, Yang dimuliakan dunia, akan berkata kepada orang tersebut: 'Mahluk Suci, karena kamu telah mendengar Sanghata Sutra Dharmaparyaya dijelaskan dengan baik, oleh karena itu jasa kebajikan besar ini tercipta.' Dan 99 Juta Buddha itu, Yang dimuliakan dunia, dalam sistem dunia Mereka masing-masing akan membuat sebuah penetapan. "
"Jika ini adalah demikian, Sarva shura, apakah yang dibutuhkan untuk mengatakan setiap orang yang mendengar semua dari Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung ini secara lengkap dan luas? Tidak hanya itu, Mereka (Para Tathagata) akan menentramkan orang itu dengan berkata: 'Janganlah takut.'"
Pada saat itu, Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, ketika saya juga mendengarkan Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung, jasa kebajikan besar apakah yang akan saya hasilkan, Yang dimuliakan dunia?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, mahluk hidup itu juga akan menghasilkan jasa kebajikan besar sebanyak jumlah dari Para Buddha Tathagata yang jumlahnya sebanding dengan jumlah butiran pasir di dalam sungai gangga."
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, ketika saya mendengarkan Sanghata Sutra Dharmaparyaya Yang Agung, saya tidak dapat mendapat cukup dari-Nya."
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, itu adalah baik, sangat baik, bahwa kamu tidak mampu mendapatkan kecukupan dari Ajaran-Ajaran Dharma. Sarva shura, sejak Saya juga tidak mampu mendapatkan kecukupan dari Ajaran-Ajaran Dharma, Sarva shura, apakah perlu untuk mengatakan bahwa para mahluk hidup yang luar biasa itu tidak mendapat kecukupan?"
"Sarva shura, setiap Putra yang berasal dari garis keturunan, atau Para Putri yang berasal dari garis keturunan yang membangkitkan keyakinan dalam Mahayana tidak akan pergi ke perpindahan yang salah selama 1.000 kalpa. Selama 5.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir menjadi seekor binatang. Selama 12.000 kalpa, mereka tidak akan mempunyai pikiran jahat. Selama 18.000 kalpa, mereka tidak akan terlahir diantara para mahluk hidup dalam daerah terpencil. Selama 20.000 kalpa, mereka akan menjadi berani dalam memberi. Selama 25.000 kalpa, mereka akan terlahir di dalam dunia Para Dewa. Selama 35.000 kalpa, mereka akan melaksanakan hidup tidak berumah tangga, Selama 40.000 kalpa, mereka akan meninggalkan kehidupan rumah tangga. Selama 50.000 kalpa, mereka akan menjunjung tinggi Dharma, dan selama 65.000 kalpa, mereka akan memasuki samadhi dengan penuh kesadaran saat kematian."
"Sarva shura, bahkan tidak sedikitpun karma buruk akan terjadi pada Putra yang berasal dari garis keturunan itu, atau Para Putri yang berasal dari garis keturunan. Si jahat mara tidak akan menemukan kesempatan dengan mereka. Mereka tidak akan pernah terlahir dari rahim seorang ibu. Sarva shura, mereka yang mendengar Dharmaparyaya ini, tidak masalah mereka terlahir dimanapun, selama 95 kalpa yang tak terhitung, tidak akan jatuh kedalam alam yang salah. Selama 8.000 kalpa, mereka akan memelihara apa yang telah mereka dengar. Selama 1.000 kalpa, mereka akan meninggalkan pembunuhan. Selama 99.000 kalpa, mereka akan meninggalkan perbuatan bohong, Selama 13.000 kalpa, mereka akan meninggalkan perkataan yang bersifat memecah belah."
"Sarva shura, para mahluk hidup yang telah mendengar Dharmaparyaya ini adalah jarang."
Kemudian Sang Bodhisattva, Sang Sarva shura yang luhur bangkit dari tempat duduknya, meletakkan jubah bagian atasnya diatas bahu, meletakkan lutut kanannya menyentuh tanah, merangkapkan kedua tangannya dan menunduk kepada Sang Buddha. Dia berkata kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, berapa besar karma buruk bagi mereka yang menolak Dharmaparyaya ini?"
Sang Buddha bersabda: "Sarva shura, itu adalah banyak."
Dia berkata: "Yang dimuliakan dunia, seberapa banyak karma buruk yang akan dihasilkan oleh mahluk hidup tersebut?"
Sang Buddha berkata: "Tenanglah Sarva shura, Tenanglah. Jangan bertanya kepada Saya tentang jumlah besar dari karma buruk. Sarva shura bandingkan dengan membangkitkan keinginan jahat terhadap banyaknya Para Tathagata Arahat SamyakSamBuddha yang seperti butiran pasir di sungai gangga, mereka yang menghina Sanghata Sutra akan menghasilkan jauh lebih banyak kejahatan. Sarva shura, mereka yang membangkitkan keinginan jahat terhadap Mahayana akan menghasilkan jauh lebih besar kejahatan dibandingkan dengan itu. Sarva shura, para mahluk hidup itu terbakar. Mereka hanya terbakar."
Sarva shura bertanya: "Apakah tidak mungkin untuk membebaskan Para mahluk hidup ini?"
Sang Buddha berkata: "Demikianlah, Sarva shura, adalah tidak mungkin untuk membebaskan mereka"
"Sarva shura, adalah seperti demikian: untuk membuat persamaan, jika seseorang memutuskan kepala seorang lelaki, jika orang itu memakaikan tapal ke kepalanya baik dengan madu atau gula atau tetesan sirup gula, atau mentega, atau minyak sayur, atau apapun yang berkenaan dengan obat tapal, Apa yang kamu pikirkan tentang ini, Sarva shura? Akankah orang ini mampu untuk bangkit lagi?"
Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, Ini tidak mungkin."
Sang Buddha berkata: "Selain itu, Sarva shura, akan ada juga lelaki yang lain. Ketika dia menyerang mahluk hidup lain dengan senjata tajam, walaupun dia tidak mampu untuk membunuhnya dengan satu pukulan, Sarva shura, sebuah luka akan terjadi. Jika obat telah digunakan, lukanya akan sembuh. Pada saat itu, ketika dia telah segar, mengingat kembali kesakitannya, lelaki itu akan berpikir, 'Sekarang saya mengerti, oleh karena itu tidak akan sekalipun akan saya berbuat jahat, karma yang tidak baik.' Seperti layaknya orang yang memantulkan dalam hal ini, Sarva shura, ketika lelaki itu mengingat kembali kesakitan, dia sepenuhnya meninggalkan kejahatan. Pada saat itu, semua Dharma menjadi nyata. Ketika semua Dharma itu telah menjadi nyata, pada saat itu dia akan membawa kearah penyelesaian semua Ajaran Dharma Yang Luhur."
"Sarva shura, itu adalah sebagai berikut: untuk membuat sebuah persamaan, seperti layaknya orang tua dari seorang lelaki yang meninggal dunia bersedih hati dan meratapi, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk melindunginya, dalam hal yang sama, Sarva shura, sifat luar biasa kekanak-kanakan dalam diri pribadi tidak akan mampu menolong dirinya sendiri atau orang lain. Seperti orang tua tersebut yang harapannya sedikit, mahluk hidup ini juga akan membuat harapannya sedikit pada saat kematiannya."
"Sarva shura, ada dua jenis mahluk hidup yang mempunyai harapan tinggal sedikit, siapakah kedua mahluk itu? Mereka adalah demikian: Satu adalah mahluk hidup yang melakukan perbuatan jahat atau yang menyebabkan perbuatan jahat terjadi. Yang lainnya adalah seseorang yang meninggalkan kesucian Dharma. Kedua jenis mahluk hidup ini menyebabkan harapan mereka menjadi sedikit disaat kematian mereka."
Sang Bodhisattva Sarva shura berkata: "Yang dimuliakan dunia, apa perpindahan jalan kecil dari mahluk hidup itu? Apa kehidupan mereka sesudah itu?"
Sang Buddha bersabda: "Tak terbatas perpindahan tempat dari mahluk hidup yang menghina Dharma Yang Suci. Tak terbatas juga masa depan kehidupan mereka. Sarva shura, mahluk hidup yang meninggalkan Dharma yang suci akan mengalami perasaan selama satu kalpa didalam maha niraya (neraka besar) ratapan para mahluk hidup. Selama satu kalpa didalam neraka penghancur, satu kalpa didalam neraka panas, satu kalpa didalam neraka yang maha panas membara, satu kalpa didalam neraka besar tali hitam, satu kalpa didalam neraka avici, satu kalpa didalam maha niraya yang dinamakan menakutkan, satu kalpa didalam maha niraya panggilan keluar penyesalan! dan Sarva shura, mereka harus mengalami dan merasakan penderitaan di delapan maha niraya ini selama delapan kalpa."
Lalu, Sang Bodhisattva, Sang Sarvashura yang luhur, berkata demikian kepada Sang Buddha: "Yang dimuliakan dunia, itu sangat menderita. Yang Terbahagiah, itu sangat menderita, mendengarnya tidak membuat gembira."
Kemudian, Sang Buddha, pada saat itu mengucapkan Syair-Syair ini:
Bagaimana para mahluk hidup didalam neraka mahluk hidup
mengalami dan merasakan penderitaan semacam ini
perkataan yang sangat menakutkan ini
kamu tidak menemukan kegembiraan dalam mendengar.
Bagi mereka yang melakukan perbuatan baik,
kebajikan adalah yang hadir untuk melewatinya.
Bagi mereka yang melakukan perbuatan jahat,
tentu saja itu menjadi penderitaan.
Mereka yang tidak mengenal kebahagiaan, karena,
sekali mereka terlahir akan disiksa dengan kematian,
dan dengan kesakitan dari perbudakan mereka ke dukacita.
Dia yang bersifat kekanak-kanakan ini akan selalu menderita.
Mereka yang mengingat Buddha sebagai Yang Tertinggi,
orang yang cekatan ini tentu bahagiah.
Mereka yang memiliki keyakinan dalam Mahayana juga,
tidak akan menuju ke perpindahan tempat yang buruk.
Sarva shura, hanya dalam hal ini,
didorong oleh karma masa lalunya,
mereka yang telah melakukan perbuatan kecil belaka
akan mengalami hasil yang tidak ada akhirnya.
Didalam Tanah Buddha, Tanah Tertinggi,
Jika seseorang menanam benih, akan besar buah hasilnya
Seperti banyaknya buah yang dinikmati
dari menanam tetapi sedikit benih,
jadi mereka yang senang didalam Ajaran-Ajaran Sang Penakluk,
dia yang cekatan ini tentu bahagiah.
Mereka meninggalkan perbuatan jahat
dan menciptakan banyak kebajikan, juga.
Setiap orang yang memberikan Ajaran-Ku
sebuah persembahan bahkan hanya rambut belaka
akan selama 80 ribu kalpa mempunyai
barang milik yang besar dan banyak kekayaan, juga.
Kapanpun mereka terlahir
mereka akan selalu murah hati.
Demikianlah sangat bermanfaat Sang Buddha,
tempat yang sangat besar untuk persembahan.