Dharma Discussion Forum

please join us

Join the forum, it's quick and easy

Dharma Discussion Forum

please join us

Dharma Discussion Forum

Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Dharma Discussion Forum

Forum Buddhis Indonesia


    4 PELAJARAN DARI LIAO FAN (Pelajaran ke II.)

    tanhadi
    tanhadi
    Moderator
    Moderator


    Jumlah posting : 58
    Points : 293
    Join date : 24.05.09

    4 PELAJARAN DARI LIAO FAN (Pelajaran ke II.) Empty 4 PELAJARAN DARI LIAO FAN (Pelajaran ke II.)

    Post by tanhadi Thu Sep 17, 2009 7:25 am

    Hal.1

    PELAJARAN KEDUA


    CARA UNTUK BERTOBAT

    1
    Pertobatan dimulai dari tekad didalam hati
    Tiga pokok dalam pertobatan


    Selama periode Semi-Gugur, pada saat Dinasti Zhou (800-400 SM), banyak orang terkenal yang dapat meramalkan mesa depan seseorang hanya dengan memperhatikan kata-kata dan tingkah laku orang tersebut. Seperti yang tercatat dalam sejarah, mereka sangat akurat.

    Umumnya masa depan seseorang, baik maupun buruk, dimulai dengan keadaan hati (pikiran), yang kemudian ditunjukkan dalam bentuk tingkah laku. Jika kelihatannya ramah dan tulus dan tingkah lakunya baik, maka akan menerima masa depan yang luar biasa. Tetapi, orang yang kasar dan berbuat tanpa mempertimbangkan orang lain biasanya mengundang masalah, jadi tidak ada misteri dalam hal ini, hati kita dihubungkan dengan surga. Jika seseorang sudah di ambang masalah, hal tersebut dapat juga dilihat dari perbuatannya yang tidak wajar. Jika ingin mempunyai nasib yang baik dan bukan banyak masalah , hal pertama yang harus dilakukan adalah bertobat, kemudian banyak-banyak berbuat baik.


    Ada tiga cara untuk bertobat:


    Yang pertama adalah dengan kesadaran dan rasa malu. Jika kita merenungkan kembali tentang orang-orang suci pada zaman dahulu, mereka juga adalah manusia tetapi ajaran mereka tetap terjaga selama ribuan tahun. Sementara kita hanya terlibat dalam kesenangan, ketenaran dan kekayaan, dan tidak mempunyai disiplin dalam tingkah laku. Kita melakukan hal-hal yang memalukan di belakang orang lain, berpikir bahwa tidak akan ada orang yang melihatnya. Secara perlahan-lahan, menjadi binatang yang mengenakan baju manusia. Tingkah laku ini sungguh memalukan.

    Mencius pernah berkata bahwa kesadaran dan rasa malu adalah kunci unluk mencapai kesempatan. Jika tidak mempunyai kesadaran dan rasa malu, maka orang tersebut hanya seperti binatang, sehingga langkah pertama untuk bertobat adalah dimulai dengan kesadaran dan itulah yang membedakan manusia dari binatang.

    Yang kedua adalah dengan mempunyai rasa hormat. Ini meliputi rasa hormat terhadap semua yang di surga dan alam kehidupan yang lain. Kita tidak dapat menipu mereka. Jika kita berbuat kesalahan yang kecil sekalipun, semua makhluk di surga dan alam kehidupan yang lain akan mengetahuinya dan jika kita berbuat kesalahan yang besar, surga pasti akan memberikan hukumannya. Walaupun kita berada dalam kamar yang gelap sekalipun, setiap pemikiran kita diketahui oleh surga. Walaupun kita mencoba untuk menyembunyikannya, tetapi akan sia-sia karena jiwa manusia berkomunikasi dengan penciptanya. Selama masih bernafas, kita masih dapat bertobat, dalam kesalahan yang seberat apapun, banyak sekali catatan tentang orang-orang yang seumur hidupnya selalu berbuat jahat, tetapi menjelang kematiannya, mereka tiba-tiba tersadar dan bertobat dan akhirnya meninggal dengan damai. Sang Budha pernah berkata, "Begitu Anda menurunkan pisau jagalmu, Anda dapat menjadi Buddha". Jadi, tidak perduli berapapun jumlah kesalahan, besar maupun kecil, yang paling penting adalah berubah dan bertobat.

    Yang ketiga adalah dengan memiliki keberanian dan determinasi. Sering seseorang tidak mampu untuk berubah karena tidak cukup mempunyai keberanian dan determinasi untuk menghentikan tingkah laku yang salah dan memperbaiki kesalahan; kita harus menganggap sebuah kesalahan kecil sekalipun seperti seiris bambu yang menusuk kedalam kulit dan daging yang perlu untuk segera dikeluarkan. Dan jika merupakan kesalahan yang besar, haruslah dianggap sebagai gigitan oleh ular berbisa, sehingga jaripun harus segera dipotong tanpa keragu-raguan. Jika dapat mengikuti ketiga cara ini, maka pertobatan akan menjadi mudah seperti es yang mencair pada musim semi.

    (Bersambung ke hal.2)
    tanhadi
    tanhadi
    Moderator
    Moderator


    Jumlah posting : 58
    Points : 293
    Join date : 24.05.09

    4 PELAJARAN DARI LIAO FAN (Pelajaran ke II.) Empty Re: 4 PELAJARAN DARI LIAO FAN (Pelajaran ke II.)

    Post by tanhadi Thu Sep 17, 2009 7:29 am

    Hal.2


    2
    Tiga tahap dalam pertobatan



    Pertobatan terdiri dari tiga tahap:

    - Yang pertama adalah merubah tingkah laku;
    - Yang kedua adalah merubah kesadaran melalui pemahaman mental;
    - Yang ketiga adalah perubahan dari dalam hati.


    Masing-masing tahap dilakukan secara berbeda, dengan tingkat keberhasilan yang berbeda pula.

    Suatu contoh tentang yang pertama adalah misalnya jika telah melakukan pembunuhan dahulu, kemudian bertekad untuk tidak melakukannya lagi. Atau, mempunyai kemarahan yang sangat luar biasa sebelumnya, bertekad untuk dengan tenang mengendalikan pikiran. Ini adalah perubahan tingkah !aku, tetap jika hanya hal ini yang dilakukan maka akan dirasakan sebagai cara yang sangat menyesakkan sehingga tingkat pertobatan yang sebenarnya suiit tercapai.

    Cara yang lebih baik dalam bertobat adalah dengan melalui kesalahan dari tingkat pemahaman. Sebagal contoh, untuk merubah kebiasaan membunuh (hewan), dilakukan dengan menanamkan kesadaran bahwa seluruh makhluk hidup mempunyai nilai; bertanyalah kepada diri sendiri apakah setelah membunuh hewan dan menjadikannya sebagai makanan sendiri masih akan memungkinkan kita hidup dalam kedamaian? Bayangkanlah sakit karena air mendidih dan minyak panas yang menusuk hingga ke tulang dan sumsum. Rahasia kesehatan adalah pada keseimbangan energi di dalam tubuh dan bukan sekedar tergantung kepada apa yang kita makan.

    Pahamilah bahwa gizi yang dibutuhkan sudah dapat dipenuhi dari sayur-sayuran. Lalu mengapa masih membiarkan perut sendiri menjadi kuburan dan mengurangi kebajikan yang sudah dilakukan? Lebih jauh lagi, dengan menyadari bahwa semua yang dari daging dan darah adalah mempunyai kesadaran, maka kenyataan bahwa kita tidak dapat membiarkan mereka untuk bermain di sekitar kita sama seperti seorang anak kecil yang sedang bermain saja sudah cukup memalukan. Bagaimana kita dapat berbuat sedemikian jauh menyakiti mereka sehingga mereka mendendam kepada kita? Jika kita mempunyai kesadaran seperti ini, maka kita tidak akan rela membunuh mereka untuk makanan kita.

    Untuk merubah temperamen juga dilakukan dengan cara yang sama. Pahamilah bahwa setiap orang adalah berbeda, setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangan; sehingga kita harus mempunyai sifat toleransi. Jika ada orang yang tidak berbuat sesuai dengan harapan kita atau jika mereka melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum, maka itu adalah kesalahan mereka. Tidak ada hubungannya dengan kita, lau mengapa kita perlu marah. Jika sesuatu terjadi tidak sesuai dengan pemikiran kita, biasanya karena kita tidak cukup mengumpulkan kebaikan.

    Jika kita dapat berpikir seperti ini, saat kita dirugikan sekalipun, itu hanya akan seperti api yang membakar tempat kosong. Akan padam dengan sendirinya. Apabila kita mendengar fitnahan terhadap diri sendiri dan kemudian berusaha untuk mempertahankan diri, maka kita akan menjadi seperti ulat sutra yang sedang membuat sarangnya, kita akan mengisolasi diri. Dalam situasi apapun, membunuh dan marah adalah tindakan yang merugikan. Banyak lagi kesalahan lain yang dapat dirubah dengan cara yang sama. Jika kita memahami alasan di belakang pertobatan kita, maka kesalahan yang sama tidak akan terulang lagi.

    Ada demikian banyak jenis kesalahan, tetapi jika dipelajari, semuanya adalah berasal dari hati (pikiran) Jika hati tidak menghasilkan pemikiran yang berakar pada ke-ego-an, maka tidak akan ada kesalahan yang muncul dari keserakahan. Dan jika hati kita cenderung untuk menjadi ramah, secara alami kita tidak akan mempunyai pikiran yang buruk. Ini adalah cara yang paling mendasar untuk bertobat, yaitu dari dalam hati. Seluruh kesalahan berawal dari hati, dan pikiran, dan jika kita ingin secara menyeluruh memusnahkan penyebab dari kesalahan, haruslah sama seperti menggali akar pohon untuk dapat merobohkan sebuah pohon beracun.

    Jadi untuk berubah dari tingkat hati, kita harus mempunyai kesadaran terhadap semua pemikiran. Begitu suatu pemikiran yang negatif muncul, harus segera diawasi dan dihilangkan. Ini adalah cara yang terbaik. Jika belum dapat melakukan pada tingkat ini, maka lakukanlah pada tingkat pemahaman, dan jika tidak dapat juga dilakukan melalui tingkat pemahaman, lakukanlah dari tingkatan tingkah laku. Tetapi cara yang paling menyeluruh adalah menyatukan pengawasan terhadap pikiran dengan pemahaman.

    Untuk mereka yang mempunyai determinasi untuk merubah diri, adalah sangat baik jika mempunyai teman atau saudara yang senantiasa mengingatkan mereka, atau memohon para suci sebagai saksi dan secara tulus bertobat pagi maupun malam hari tanpa mengenal lelah. Sesudah beberapa saat, hasilnya segera akan terasa, kita merasakan semakin damai dan kebijaksanaanpun mulai muncul.

    Setelah beberapa waktu, kita akan melihat beberapa tanda berikut : walaupun dalam suasana yang mengganggu, kita tidak merasa kecewa. Jika melihat seorang musuh, daripada menjadi marah, malah kita merasa senang.

    Kita bermimpi meludahkan keluar barang-barang berwarna hitam dan para suci yang datang memberi selamat kepada kita, atau bermimpi melayang di udara. Walaupun ini semua hal ini adalah kejadian yang tidak biasa, ini hanyalah pertanda bahwa kita telah bertobat atas kesalahan di masa lalu, dan kita sudah membuat beberapa perubahan. Tetapi ini bukanlah saatnya untuk berpuas diri.

    Orang pada umumnya mempunyai kesalahan sebanyak duri kecil pada landak. Jika kita sudah berintrospeksi tetapi tetap tidak dapat melihat suatu kesalahanpun, itu adalah disebabkan pikiran kita masih terlalu kasar sehingga tidak dapat melihat kesalahan sendiri. Orang-orang yang sudah berbuat banyak kejahatan biasanya menunjukkan beberapa gejala. Pikirannya kalut, pelupa, menggelisahkan sesuatu yang tidak perlu, dan merasa sangat malu saat bertemu dengan orang jujur dan bijaksana, merasa tidak senang jika mendengar ucapan yang sebenarnya. Kadang-kadang jika menerima pemberian, mereka tidak merasa senang malah sebaliknya menjadi kecewa dan marah. Mimpi mereka selalu sangat buruk. Mereka selalu mengeluh dari waktu ke waktu. Ini adalah gejala dari orang-orang yang sudah berbuat banyak kejahatan. Jika gejala ini terjadi pada diri kita, segeralah bertobat.

      Waktu sekarang Tue May 14, 2024 7:52 am