by tanhadi Sun Sep 06, 2009 3:52 pm
@Rekan ferdy
Saya coba untuk memberikan saran ya, begini :
- Pacarmu itu tidak akan menjadi durhaka karena ia berpindah agama , hal ini hanya merupakan " Kefanatikan sang ibu terhadap agama yang dianutnya " atau "egoistis" dan saya berani mengatakan disini bahwa itu adalah " Kegelapan batin " dan beliau tidak memahami makna daripada " mana yang benar dan tidak benar ". Inilah salah satu contoh perbedaan pemahaman antara Buddhis dan non-buddhis.
- Kata-kata Durhaka...sepertinya terdengar mengerikan sekali..., namun bila kita kaji lebih jauh, ternyata tidak lebih dari " Hukum Karma " yang tengah berproses dan berbuah antara dua sosok makhluk/manusia dikehidupan saat ini dan dalam hal ini adalah hubungan antara anak dan ortu.
Kita langsung ke permasalahan anda......
- yang perlu anda sadari terlebih dahulu bahwasanya; JODOH adalah merupakan " tanaman karma" dikehidupan lampau dan berbuah dikehidupan saat ini. Kitapun Tidak tahu apa perbuatan-perbuatan yang telah kita tanam pada masa lalu, namun yang dapat kita rasakan saat ini adalah Hasilnya. Jodoh itu ada waktunya dan ada beberapa macam, al:
** Jodoh sebatas umur , yang akan terpisahkan bila salah satu dari pasangan meninggal dunia terlebih dahulu.
** Jodoh sebatas perceraian , yang akan berakhir bila terjadi perceraian/cerai hidup dalam kehidupan saat ini juga.
** Jodoh sebatas perkenalan, yang akan berakhir segera setelah saling mengenal, kemudian berpisah.
** Jodoh sebatas Waktu, yaitu akan berakhir dalam hitungan perjalanan waktu..yaitu; hari, bulan dan tahun, kemudian setelah itu berakhir.
Semua itu tak lepas dari hukum sebab-akibat/hukum Karma,yang merupakan hasil dari perbuatan-perbuatan kita sendiri.
nah...intinya adalah, semua jalinan , hubungan atau ikatan batin antara kita dengan sahabat/pacar/suami/isteri/ keluarga dll....sifatnya adalah SEMENTARA dan dibatasi oleh Waktu, dan perlu diingat bahwa tidak ada satupun sesuatu yang berkondisi itu bersifat kekal , semuanya mengalami perubahan. Dan apapun yang merupakan suatu ikatan, bila kita tidak Rela untuk melepaskannya, maka penderitaan adalah hasil Pasti yang akan kita terima.
- Saya sendiri saat lalu mengalami seperti yang anda alami saat ini, ...menderitanya bukan main memang, sakit pikiran dan batin .... semuanya hanya karena Cinta..., Saya bisa meyakinkan dia, namun saya gagal meyakinkan ortunya karena Fanatiknya bukan kepalang...., kami bahkan pernah mencoba untuk " kawin lari " ( capek dehhh:))..., namun yang namanya " hukum karma " tidak bisa di ajak kompromi, kami menemui banyak kesulitan untuk melangsungkan pernikahan dan singkatnya kami berdua " menyadari sepenuhnya " untuk berpisah secara baik-baik....the end !.
Mungkin pengalaman saya ini bisa dijadikan acuan buat anda......dan saya hanya dapat menyarankan " Jangan terlalu dipaksakan jika memang perpisahan itu mesti terjadi ". Pacar anda " lebih berat " dengan ortunya dan TELAH MEMILIH UNTUK MENURUTI KEHENDAK ORTUNYA DARIPADA ANDA !!, artinya : - Dia telah dapat "melepaskan" anda, lalu mengapa anda masih belum dapat "melepaskannya ?"....segeralah ambil sikap, dan percayalah... ini adalah awal dari sebuah kebahagiaan di sesi yang berikutnya!!
" Pertahankanlah sesuatu yang memang patut untuk dipertahankan, namun jangan lupa untuk melepaskan jika semua usaha untuk mempertahankan sudah tidak ada lagi . Karena akibatnya adalah penderitaan yang berkepanjangan dan anda telah menyia-nyiakan hidup anda sendiri "