Bedanya Debat dengan Diskusi

Walau keduanya mempunyai pengertian berkomunikasi namun Diskusi beda loh sama Debat.

Dalam diskusi kita mencari penyelesaian suatu masalah dan penyamaan persepsi adalah tujuan akhirnya contohnya diskusi pelajaran, sedangkan dalam debat kita saling beradu argumentasi yg tujuannya adalah saya yg paling benar (saya harus menang).

Misalnya didalam ruang sidang, kita bisa melihat bagaimana jaksa dan pembela saling berdebat mengeluarkan berbagai macam argumentasi dengan menyodorkan macam2 bukti (yg bisa saja dibuat2) yg intinya menguatkan pernyataan mereka, sedangkan yg melemahkan pernyataan mereka akan mereka sembunyikan dan mereka patahkan. Nah itu adalah contoh debat.

Bagaimana dengan diskusi? apakah anda pernah melihat/mendengar jaksa dan pembela berdiskusi? Kalau ada jaksa dan pembela + hakim berdiskusi dan dilakukan sambil sembunyi2 itu biasanya ujung2nya duit (ada uang damainya).

Dalam setiap debat pasti salah satu pihak berusaha mendominasi pembicaraan biasanya hal ini tidak akan menjadi masalah bila pihak yg kedua bersikap mengalah dan penurut, yg akan menjadi masalah adalah bila kedua belah pihak tidak suka didikte.

Untuk menghindari terjadinya pertengkaran maka dalam suatu debat wajib dan harus ada penengah yg biasanya disebut moderator (kalau dalam ruang sidang hakim lah yg menjadi moderatornya).
.

Moderator yg baik biasanya bertindak sebagai pihak yg netral dan tidak terlibat langsung dalam perdebatan, moderator harus bisa mengendalikan jalannya debat mulai sejak awal hingga debat berakhir.

Moderator dalam hal ini harus pandai membaca situasi dan tidak mudah terseret dalam pembicaraan yg pada akhirnya malah ikut2an berdebat dan mendebat (ntar yg jadi moderatornya sapa?).

Bila situasi memanas maka moderator harus bersikap bijak untuk mendinginkan suasana. Moderator harus pandai menempatkan diri, bila dirasa salah satu pihak mengeluarkan kata2 yg tak pantas moderator harus langsung tanggap mengingatkan (kalau dalam forum selain mengingatkan juga lgs menyensor/ menghapus tulisan2 yg dianggap tak pantas).

Bila ada pihak ketiga yg ikutan panas dan melibatkan diri dalam perdebatan, maka moderator harus mampu mencegah pihak ketiga tsb ikut memanaskan suasana dan memberikan pengarahan 'biarlah kedua belah pihak menyelesaikan perdebatan mereka'.

Dan yang terakhir moderator juga harus pandai menentukan kapan waktu yg tepat untuk menghentikan perdebatan, sebab kalau tidak sampe taon depan juga ga akan selesai tuh debatnya.

Nah di akhir debat (bila telah disepakati keduanya untuk berhenti) barulah moderator boleh memberikan resume sepatah dua patah kata (kata2 yg bijak tentunya) lalu menutup debat.

Debat sudah terjadi sejak jaman dulu kala, baik dalam satu agama maupun lain agama, bahkan dalam satu aliran dan satu gurupun perdebatan dapat terjadi.

Di jaman Sang Buddha sendiri debat diantara para Bhikkhupun tak terhindari, dan karena Sang Buddha adalah moderator yg bijak beliau selalu mampu meredam pergolakan murid2nya.

Menyadari dan memahami perdebatan tak pernah dapat dihindari diakhir hidupnya (sebelum PariNibbana) Sang Buddha pun tak lupa mengingatkan:

"Di antara kalian janganlah saling bermusuhan
Harus saling menghormati satu sama lain
Janganlah hidup seperti air dan minyak, saling berlawanan
Kalian harus hidup bersama seperti air dan susu, saling bercampur"